Agama dituntut untuk bisa membuktikan pentingnya peran keyakinan akan ketuhanan (menanamkan nilai-nilai ilahiyah). Sebab, kehidupan Manusia yang otentik adalah yang tetap dan menjaga terus “tali” yang menghubungkan kemanusiaannya dengan nilai-nilai ketuhanan tersebut. Selain itu, agama juga dituntut melahirkan ajaran-ajaran yang lebih menyentuh nilai-nilai kemanusiaan yang didasarkan religiusitas, tidak bersifat artifisial, bombastis dan verbalisme. Demikian juga, ajaran agama tidak bisa mewajibkan para penganutnya untuk secara formal menjalankan ritus-ritus yang diwajibkan, yang jika dilakukan diberi ganjaran (reward) dan jika diabaikan diberi siksa (punishment). judul artikel Nurcholish Madjid: al-Quds (Yerusalem): Tanah Kelahiran para Nabi, 235-264.