Sejak tahun 2019, LP3ES secara konsisten menerbitkan Outlook Demokrasi pada setiap akhir tahun sebagai refleksi kritis atas dinamika demokrasi di Indonesia. Publikasi tahunan ini tak hanya mencatat peristiwa dan kecenderungan politik yang terjadi selama tahun berjalan, tetapi juga mencoba meneropong arah demokrasi pada tahun berikutnya. Selama enam tahun terakhir, satu benang merah tampak jelas: demokrasi Indonesia mengalami kemunduran yang kian dalam, dengan gejala regresi menuju otoritarianisme yang semakin nyata. Salah satu gejala yang terus mengemuka adalah menyempitnya ruang sipil (shrinking civic space), terutama di ranah digital. Buku ini merupakan sebuah ikhtiar untuk memahami penyempitan ruang sipil di ranah digital itu, melalui studi tentang operasi pasukan siber dan operasi pengaruh yang semakin menguasai ruang publik digital. Ide awal buku ini bermula dari pelemahan KPK pada tahun 2019 yang melibatkan pasukan siber dan operasi pengaruh. Bermula dari kasus KPK, buku ini juga mengungkap penggunaan pasukan siber dan operasi pengaruh untuk mendukung serangkaian kebijakan lainnya seperti New Normal, RKUHP hingga pemindahan ibu kota. Lebih jauh, penggunaan pasukan siber pada kasus pelemahan oposisi melalui kudeta digital di Partai Demokrat dan pemilihan presiden 2024 juga menjadi kajian penelitian yang menjadi dasar penulisan buku ini. Riset yang pada awalnya berfokus pada Indonesia ini kemudian melangkah lebih jauh dengan melakukan perbandingan di dua negara lainnya: Thailand dan Filipina. Kekuatan utama buku ini adalah kemampuannya untuk menarasikan temuan penelitian selama bertahun-tahun dalam narasi yang ringkas, cair dan mudah dipahami. Kami menulis buku ini bukan hanya untuk akademisi atau pengambil kebijakan. Buku ini ditujukan bagi siapa saja yang pernah mengikuti percakapan yang sedang viral dan bertanya-tanya, siapa dalang di balik ini? Buku ini ditujukan bagi jurnalis, pendidik, pejabat publik, kelompok masyarakat sipil, dan warga biasa yang ingin memahami dinamika tersembunyi yang membentuk kehidupan digital mereka. Buku ini juga ditujukan bagi mereka yang khawatir tentang dampak operasi pengaruh, dan yang ingin melindungi debat publik dan demokrasi dari praktik-praktik