Di Indonesia, sejumlah media nasional mulai menerapkan AI untuk mendukung kinerja yang efektif dan efisien. Perubahan yang dihadirkan teknologi AI menghadirkan reaksi yang beragam dari para jurnalis. Ada yang menaruh harapan besar. Namun, ada juga yang merasa terancam. Di Indonesia, penelitian tentang AI dan industri media masih jarang dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk memahami bagaimana persepsi para jurnalis televisi dalam menyikapi perkembangan AI. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode campuran. Data kualitatif diperoleh dengan melakukan wawancara dalam format FGD dan melibatkan 5 narasumber. Data kualitatif dianalisis dengan menggunakan teknik seperti coding atau analisis tematik. Instrumen kuantitatif yang digunakan adalah kuesioner dengan melibatkan 52 responden yang merupakan anggota IJTI di berbagai daerah. Data kuantitatif dianalisis secara statistik. Berdasarkan penelitian ini, ditemukan bahwa secara umum para jurnalis televisi cukup memahami keberadaan dan perkembangan AI. Mayoritas sepakat bahwa AI bisa mendukung kinerja jurnalistik televisi. Para jurnalis televisi memandang keberadaan AI sebagai sebuah peluang. Namun, ada beberapa di antara mereka yang memandang AI sebagai ancaman. Mereka menyadari ada beberapa pekerjaan teknis yang bisa digantikan oleh AI, seperti video editor, sulih suara, visual grafis, dan presenter berita. Namun, semua sepakat bahwa pekerjaan utama jurnalis televisi, yakni mencari, mengumpulkan, dan mengolah berita di lapangan secara faktual tidak bisa digantikan oleh AI. Penggunaan AI tetap membutuhkan peran manusia untuk menjaga informasi tidak bias dan akurat. Para jurnalis sepakat bahwa peningkatan skill dan kompetensi yang berkaitan dengan penggunaan AI menjadi cara yang tepat untuk menghadapi perkembangan AI.

Kata Kunci : Jurnalis Televisi, Perkembangan AI, Jurnalisme
Daftar Pustaka : 90, 1965 s/d 2024