Ekonomi kawasan Asia Tenggara bertumbuh dengan pesat di rantai pasokan global. Selaras dengan pertumbuhan ekonomi yang pesat, penetrasi pasar keuangan dan modal juga meningkat seperti prospek penetrasi asuransi ASEAN. Namun, penetrasi asuransi ASEAN dihadapi beberapa tantangan seperti literasi keuangan yang tidak merata, harmonisasi implementasi regulasi, dan adopsi teknologi serta manajemen risiko keamanan siber. AIC merupakan mitra kerja ASEAN yang berfokus pada sektor asuransi dan memiliki peran untuk mengatasi beberapa tantangan tersebut agar dapat mendorong dan menguatkan pasar asuransi ASEAN. Penelitian ini menggunakan desain kualitatif dengan metode kualitatif deskriptif. Penelitian ini mengumpulkan data primer yang berasal dari wawancara bersama direktur eksekutif AIC dan laporan-laporan resmi dari institusi dan organisasi nasional maupun internasional, kemudian dilengkapi oleh data sekunder seperti jurnal, buku, berita, dan internet yang berkaitan dengan asuransi ASEAN. Dari segi kerangka teoritis, penelitian ini menggunakan teori peran organisasi internasional oleh Clive Archer (2001) untuk menganalisis tiga peran utama organisasi internasional sebagai instrumen, arena, dan aktor. Penelitian ini menemukan bahwa AIC memiliki peran sebagai fasilitator bagi regulator ASEAN dan nasional, perusahaan asuransi, serta pemangku kebijakan yang berkaitan dengan sektor asuransi. Peran sebagai fasilitator memiliki fungsi untuk menyediakan ruang dialog, kolaborasi, dan kerja sama agar dapat tercipta liberalisasi pasar asuransi, harmonisasi regulasi, dan memperkuat integrasi keuangan di sektor asuransi ASEAN. Namun, tantangan seperti tidak adanya kekuatan untuk mengikat membuat negara anggota cenderung untuk memprioritaskan kepentingan asuransi nasional dibandingkan integrasi asuransi di level regional.

Kata Kunci: AIC, ASEAN, Asuransi, Kerja Sama Regional, Peran Organisasi Internasional
Daftar Pustaka: 87 (1970 s.d. 2025)