Soft power memungkinkan suatu negara memengaruhi pihak lain melalui daya tarik budaya dan nilai-nilai yang dikagumi (Nye, 2004). Dalam konteks Korea Selatan, K-Drama menjadi salah satu alat soft power yang efektif dalam membentuk persepsi global mengenai negara tersebut. Melalui narasi yang menarik, estetika visual, serta penggambaran budaya dan kehidupan sosial, K-Drama dapat membentuk ekspektasi individu terhadap Korea Selatan sebelum mereka mengalami realitasnya secara langsung. Penelitian ini menggunakan pendekatan konstruktivis untuk mengeksplorasi bagaimana individu membentuk dan menegosiasikan persepsi mereka terhadap Korea Selatan setelah terpapar K-Drama dan mengalami kehidupan langsung di negara tersebut. Wawancara dilakukan dengan lima warga negara Indonesia yang pernah atau sedang tinggal di Korea Selatan. Hasilnya menunjukkan bahwa K-Drama berperan dalam membentuk harapan awal tentang kehidupan di Korea Selatan, termasuk dalam aspek budaya kerja, gaya hidup, serta interaksi sosial. Namun, setelah mengalami kehidupan nyata di Korea Selatan, informan mengalami proses adaptasi yang mengarah pada negosiasi ulang persepsi mereka. Beberapa menemukan kesenjangan antara gambaran dalam K-Drama dan realitas sosial, seperti tekanan kerja yang tinggi, eksklusivitas sosial, serta tantangan bahasa dan budaya. Temuan ini menegaskan bahwa soft power bekerja secara dinamis di tingkat individu, bukan sekadar sebagai alat propaganda negara, melainkan melalui pengalaman subjektif yang terus berkembang. Pemahaman terhadap soft power melalui pengalaman individu ini dapat memberikan wawasan lebih dalam mengenai bagaimana daya tarik budaya beroperasi di luar sekadar konsumsi media, melainkan dalam interaksi nyata yang memengaruhi cara individu membentuk pemahaman tentang suatu negara.
Kata Kunci: Soft Power, K-Drama, Korean Wave, Persepsi Individu, Korea Selatan.
Daftar Pustaka: 29 buku, 38 artikel jurnal/penelitian ilmiah, 7 laporan pemerintah, 13 sumber online