Proses Keanggotaan Turki di Uni Eropa Pasca Operasi Militer Olive Branch 2018-2021
Operasi Militer Olive Branch yang dilakukan Turki pada Januari 2018 menjadi titik kritis dalam dinamika hubungan Turki-Uni Eropa. Meski Turki memiliki posisi strategis sebagai negara dengan ekonomi ke-16 terbesar di dunia dan ke-6 di Eropa, operasi militer di wilayah Afrin ini memicu ketegangan serius dengan Uni Eropa terkait isu HAM dan stabilitas regional. Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh Operasi Militer Olive Branch terhadap proses keanggotaan Turki di Uni Eropa periode 2018-2021 dengan menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dan paradigma liberal. Hasil penelitian menunjukkan Operasi Olive Branch berdampak signifikan pada tiga aspek: penghentian formal negosiasi keanggotaan pada Juni 2018 disertai pemangkasan dana IPA II sebesar 759 juta euro, hambatan pemenuhan Kriteria Kopenhagen terutama terkait HAM dan perlindungan minoritas, serta perubahan dinamika hubungan bilateral yang mencapai titik terendah pada 2018-2020, sebelum menunjukkan tanda pemulihan di tahun 2021 melalui dialog tingkat tinggi dan alokasi bantuan pengungsi senilai 3 miliar euro. Penelitian ini menyimpulkan bahwa Operasi Olive Branch memperburuk prospek keanggotaan Turki di Uni Eropa dengan menciptakan hambatan fundamental dalam proses aksesi, terutama terkait kredibilitas komitmen Turki terhadap nilai-nilai dan standar Uni Eropa. Turki perlu mengadopsi pendekatan keamanan yang lebih selaras dengan standar Uni Eropa, sementara Uni Eropa sebaiknya mempertimbangkan model "kemitraan istimewa" sebagai alternatif jangka menengah.
Kata Kunci: Turki, Uni Eropa, Operasi Olive Branch, Aksesi, Kriteria Kopenhagen, HAM
Kata Kunci: Turki, Uni Eropa, Operasi Olive Branch, Aksesi, Kriteria Kopenhagen, HAM
Dinda Aulia - Personal Name
118205023 - Dinda Aulia
SKRIPSI HI
Skripsi PHI
Indonesia
Universitas Paramadina
2024
Jakarta
73 hlm
LOADING LIST...
LOADING LIST...