Penelitian ini menganalisis upaya Indonesia dan Malaysia dalam menangani peredaran narkoba di kawasan Asia Tenggara selama periode 2015-2020. Masalah peredaran narkoba menjadi tantangan lintas batas yang kompleks, membutuhkan kolaborasi yang erat di bawah kerangka kerja ASEAN. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif-analitis untuk menggambarkan strategi dan langkah kedua negara dalam memberantas peredaran narkoba. Teori yang digunakan adalah liberalisme institusional, yang menekankan pentingnya kerja sama antarnegara melalui institusi regional, serta teori peran organisasi internasional oleh Clive Archer yang menjelaskan bagaimana ASEAN sebagai organisasi internasional memfasilitasi kolaborasi kedua negara. Selain itu, penelitian ini mengintegrasikan konsep keamanan internasional untuk memahami dampak ancaman narkoba terhadap stabilitas kawasan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Indonesia dan Malaysia memanfaatkan platform ASEAN untuk melakukan koordinasi kebijakan, berbagi intelijen, dan pelaksanaan operasi bersama dalam memberantas sindikat narkotika lintas negara. Kerja sama ini didukung oleh instrumen seperti ASEAN Work Plan on Securing Communities Against Illicit Drugs 2016-2025. Namun, tantangan seperti perbedaan kapasitas nasional, lemahnya penegakan hukum, dan ketergantungan ekonomi tertentu terhadap perdagangan ilegal menjadi hambatan dalam pelaksanaan kerja sama yang optimal. Penelitian ini menyoroti pentingnya penguatan koordinasi regional dan peningkatan kapasitas masing-masing negara anggota ASEAN untuk menciptakan pendekatan yang lebih efektif dalam menangani ancaman narkoba di kawasan Asia Tenggara.
Kata kunci: Indonesia, Malaysia, Perdagangan Narkoba, Kerjasama, ASEAN, Penegakan Hukum.