Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis budaya organisasi Institut Kalaway sebagai penguat organisasi di daerah konflik, Papua. Institut Kalaway merupakan sebuah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang berfokus pada isu toleransi dan keberagaman. Fokus utama penelitian ini adalah memahami bagaimana budaya organisasi ”Harmoni” mempengaruhi organisasi dan dampaknya terhadap penguatan organisasi di wilayah dengan situasi dan kondisi yang tidak kondusif seperti Papua, yang diukur melalui asumsi dasar, keyakinan yang dianut atau nilai- nilai serta artefak atau fakta. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan deskriptif kualititatif dengan melakukan pengumpulan data melalui wawancara mendalam dan observasi langsung. Subjek penelitian adalah daerah konflik di Papua yang sebenarnya memiliki potensi dan sumber daya alam (SDA) yang melimpah, namun Papua masih menduduki Indeks Pembangunan Manusia (IPM) terendah. Data dianalisis menggunakan model analisis data interaktif Miles dan Huberman, yang meliputi reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa budaya organisasi ”Harmoni” berfungsi dengan baik dan memberikan kontribusi positif sebagai penguat organisasi di Institut Kalaway. Namun, penelitian ini juga menemukan, bahwa pemahaman terkait makna logo yang menjadi visual ”Harmoni” perlu dikenalkan lebih luas kepada pihak eksternal bukan saja di internal organisasi. Oleh karena itu, penting bagi Institut Kalaway untuk membuat kebijakan dan program yang mendukung pengenalan makna pada visual ”Harmoni”. Kesimpulannya, budaya organisasi Institut Kalaway ”Harmoni” yang dikelola dan diimplementasikan dengan baik dapat memaksimalkan potensi yang ada di internal organisasi sebagai penguat dan keberlanjutan organisasi di daerah konflik, seperti Papua. Penelitian ini memberikan rekomendasi praktis bagi organisasi dalam penguatan dan keberlanjutan organisasi.

Kata Kunci: Budaya Organisasi, Penguatan Organisasi, Institut Kalaway