Di Indonesia, organisasi non-pemerintah (NGO) yang memiliki fokus pada isu lingkungan telah memainkan peran penting dalam usaha pelestarian alam dan pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan. Perkembangan NGO di bidang lingkungan di Indonesia mencerminkan respons yang semakin kuat terhadap isu-isu lingkungan yang semakin mendesak, seperti deforestasi, polusi air dan udara, serta kerusakan ekosistem. Di Pulau Harapan kebiasaan masyarakat untuk membuang limbah kain tanpa pengolahan atau pemanfaatan lebih lanjut telah menjadi sebuah pola yang lazim. The Antheia Project adalah suatu organisasi non-pemerintah (NGO) yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang kondisi lingkungan secara global terkait pengelolaan sampah berkelanjutan, dan rehabilitasi kehidupan laut untuk melindungi bumi dengan pemberdayaan perempuan. Pemberdayaan perempuan merupakan hal yang sangat penting karena memiliki dampak positif yang luas, baik bagi perempuan itu sendiri maupun untuk masyarakat secara keseluruhan. Penelitian bertujuan 1) Untuk mengetahui sejauhmana strategi komunikasi yang diterapkan oleh The Antheia Project dalam menyampaikan informasi tentang program pemberdayaan perempuan dalam rangka pemanfaatan limbah kain kepada masyarakat di Pulau Harapan ? 2) Untuk mengetahui partisipasi dan keterlibatan masyarakat, khususnya perempuan, dalam program Rumah Produksi The Antheia Label Pulau Harapan yang di jalankan oleh The Antheia Project ? 3). Mengetahui hambatan dan tantangan dalam strategi komunikasi yang dijalankan oleh The Antheia Project dalam program Rumah Produksi The Antheia Label Pulau harapan ?. Penelitian ini menggunakan pendekan penelitian kualitatif dengan metode studi kasus dan teori AIDDA. Hasil dari penelitian ini diperoleh proses komunikasi selama pelaksanaan Program Pemanfaatan Limbah Kain Bekas menjadi barang yang berguna di Rumah Produksi The Antheia Label telah memenuhi berbagai unsur komunikasi yang penting. Sedangkan untuk strategi komunikasi The Antheia Project, dilakukan dengan beberapa cara yaitu berkomunikasi secara langsung dengan ibu-ibu, membangun kemitraan dengan kelompok ibu-ibu, dan melibatkan masyarakat atau ibu-ibu dalam program Rumah Produksi pemanfaatan limbah kain bekas. Hambatan yang signifikan adalah rendahnya kesadaran lingkungan di kalangan target mereka. Banyak perempuan belum sepenuhnya menyadari pentingnya keberlanjutan lingkungan dan kontribusi mereka dalam menjaga lingkungan. Adapun tantangan keterbatasan pengetahuan teknis di kalangan perempuan terkait produksi barang dari limbah kain serta Beberapa perempuan mungkin menghadapi kendala dalam mengakses bahan-bahan dan peralatan yang diperlukan untuk mengembangkan produk-produk dari limbah kain.

Kata Kunci : Strategi Komunikasi, Pemberdayaan, Komunikasi Persuasif