Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apa dan bagaimana implementasi kepemimpinan Sunda Parigeuing dalam komunikasi politik Anies Baswedan dilihat melalui lensa retorika Aristoteles. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dalam bentuk studi kasus (case study), sumber datanya ialah akun YouTube @aniesbaswedan dan @metrotvnews, serta naskah Sunda kuno Sanghyang Siksa Kandang Karesian (SSKK). Adapun teknik analisis datanya menggunakan analisis isi kualitatif (qualitative content analysis). Penelitian ini menghasilkan temuan, bahwa Anies Baswedan telah mengimplementasikan nilai-nilai kepemimpinan Sunda Parigueing yang terangkum dalam nilai Dasa Pasanta yang meliputi: kebijaksanaan (Guna), keramahan (Ramah), kasih sayang (Hook), memikat hati (Pesok), rasa kasih (Asih), belas kasih (Karunya), membujuk (Mupreuk), memuji sekaligus mengevaluasi (Ngulas), menguatkan hati (Nyecep), dan menarik simpati (Ngala Angen), yang dilihat melalui lensa retorika Aristoteles (Logos, Etos, dan Patos), dalam komunikasi politiknya. Penelitian ini menyimpulkan, bahwa pada saat debat pertama Capres 2024, Anies Baswedan secara konsisten mengimplementasikan nilai kepemimpinan Sunda Dasa Pasanta sebanyak 45 kali, saat berdialog bersama Seniman dan Budayawan Jawa Barat sebanyak 27 kali, dan pada saat berpidato pada kampanye Pilpres 2024 sebanyak 34 kali. Penelitian ini juga menyimpulkan, bahwa komunikasi politik Anies Baswedan saat debat pertama Capres 2024 bisa dianalisis melalui lensa retorika Aristoteles (Logos, Ethos, Pathos), dengan frekuensi kemunculan nilai kepemimpinan Dasa Pasanta berjumlah 42 kali. Rinciannya yaitu: aspek logos (argumen) sebanyak 5 kali, lalu aspek ethos (kredibilitas/karakter) muncul sebanyak 22 kali, dan aspek pathos (emosi) frekuensi kemunculannya sebanyak 15 kali.
Kata Kunci : Kepemimpinan, Parigeuing, Komunikasi Politik, Retorika Aristoteles