Melihat sejarah Panjang tanaman kelapa sawit yang pertama kali dibawa oleh Belanda pada tahun 1848 sebagai tanaman hias yang kemudian bertransformasi seiring dengan terus meningkatnya kebutuhan produk sawit dan tekhnologi yang menunjangnya, pemerintah Indonesia semakin gencar untuk mengembangkan komoditas unggulan ini agar dapat mendongkrak perekonomian nasional serta membuka peluang lapangan kerja. Diperhadapkan dengan kondisi perang dagang antara minyak nabati non sawit, pihak Dewan Minyak Sawit Indonesia (DMSI) melakukan kampanye melalui media musik dan lagu dengan menggaet figur publik ternama yakni Ari Lasso dan Audy Item. Penelitian ini berupaya memahami alur pengambilan keputusan khalayak melalui analisa elaboration likelihood model (ELM) peneliti berupaya untuk dapat menyusun suatu hipotesis terkait efektifitas konten kampanye sawit nasional, apakah benar citra yang diresonansikan melalui lagu dan video musik dapat memicu reaksi khalayak sesuai dengan yang diinginkan? Atau malah semakin menjauhkan citra industri sawit dari kesan “ramah lingkungan”. Melalui eksperimen, peneliti membuktikan bahwa melalui Analisa ELM responden yang tergabung dalam kelompok eksperimen lebih cenderung memilih rute jalan pintas sebagai respon kognitif setelah melihat tayangan video “Tetaplah Menghijau Teruslah Berkilau”. Aktivasi rute peripheral dalam konteks kampanye untuk mengubah perilaku khalayak tidaklah efisien dikarenakan perubahan keputusan bersifat jangka pendek dan sulit untuk diprediksi.