Pelaku wirausaha berskala besar, menengah dan kecil mempunyai peranan yang sangat penting dalam menciptakan lapangan pekerjaan serta membangkitkan perekonomian masyarakat. Keberadaan pengusaha tidak akan berkembang jika tidak ada Bank yang akan membantu dalam memberikan kesempatan meningkatkan modal kerja dalam bisnis mereka di Indonesia. Di awal tahun 2020, akibat COVID- 19, dunia menghadapi krisis kesehatan global dan sosial ekonomi yang belum pernah terjadi sebelumnya. Dalam penyebaran virus Covid-19 menjadikan sektor perbankan mengalami penurunan baik dalam segi simpanan maupun pinjaman. Fenomena ini menyebabkan penurunan profit, sehingga manajemen harus melakukan transformasi strategi bisnis agar kesehatan keuangan bank dapat pulih dan terus menjaga kepercayaan masyarakat. Penilaian kesehatan sebuah bank meliputi penilaian terhadap Capital, Aktiva, Management, Earning dan Liquidity. Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh NPL, LDR, NIM, BOPO terdapat ROA melalui jumlah penyaluran kredit di Bank Umum yang listing di BEI periode 2008 – 2023. Populasi penelitian adalah 47 bank umum yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Teknik pengambilan sampel adalah purposive sampling dengan sampel penelitian sebanyak 15 bank umum selama 16 tahun dari tahun 2008 sampai tahun 2023. Metode penelitian ini yaitu metode kuntitatif dengan metode analisis yang digunakan adalah regresi data panel dengan menggunakan alat analisis eviews 13.0. Hasil dari penelitian pada model struktural I ini menjelaskan pada bahwa NPL tidak berpengaruh signifikan terhadap jumlah penyaluran kredit sedangkan LDR, NIM dan BOPO berpengaruh signifikan. Hasil penelitian Model struktural II hanya jumlah penyaluran kredit tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA sedangkan NPL, LDR, NIM, BOPO berpengaruh signifikan. Uji Sobel menjelaskan jumlah penyaluran kredit tidak mampu memediasi seluruh variabel independen terhadap ROA.

Kata kunci: Intervening, ROA, NPL, Kredit, Eviews