Krisis Iklim merupakan tantangan paling serius dan mendesak yang dialami pada seluruh makhluk di era ini. Dampaknya tidak hanya pada lingkungan fisik, tetapi juga membawa konsekuensi sosial dan ekonomi yang signifikan, terutama bagi kelompok yang sangat rentan dalam Masyarakat yaitu anak-anak. Laporan terbaru Save the Children pada tahun 2022 mencatat sektiar 774 juta anak di seluruh dunia hidup dalam kemiskinan yang paran dan menghadapi risiko tinggi terhadap perubahan iklim, Di Indonesia lebih dari 60 juta anak pernah mengalami kejadian iklim ekstrem dalam setahun. Di Tengah berbagai tantangan global, Indonesia mengambil alih estafet kepemimpinan G20 untuk pertama kalinya pada tahun 2022. Salah satu pembahasan strategis dan menuntut komitmen pada pemimpin negara G20 adalah terkait penanganan krisis iklim. Save the Children memanfaatkan momentum G20 ini untuk dapat bersama dengan anak-anak menyuarakan urgensi dampak krisis iklim pada anak dan aksi yang harus segera dilakukan melalui kampanye Aksi Generasi Iklim. Peneliti memfokuskan penelitian pada model tahapan kampanye yang dilakukan oleh Save the Children dalam Strategi kampanye nya, mulai dari menjabarkan secara detail terkait perencanaan, mobilisasi, legitimasi, promosi, dan aktivasi, termasuk integrasi pada tahapan promosi dengan tujuan komunikasi persuasif yakni to secure understanding, to establish acceptance, to motive action, the goals which communicator sought to achieve, Peneliti juga melakukan triangulasi data untuk membandingkan teori utama dengan hasil dilapangan apakah sudah sesuai atau belum. Penelitian ini menghasilkan simpulan bahwa Save the Children Indonesia sudah melakukan strategi kampanye sesuai dengan model tahapan kampanye.

Kata kunci: Model Tahapan Kampanye, Kampanye sosial, Suara Anak, G20