Latar Belakang: Negara Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki banyak sekali penduduk dengan berbagai ragam suku, agama, ras dan golongan. Namun hal ini tidak sebanding dengan jumlah lapangan pekerjaan yang tersedia, maka dari itu beberapa penduduk di kota kecil bermigrasi ke kota besar. Namun, fenomena ini seringkali mengakibatkan terjadinya culture shock, dengan demikian proses adaptasi budaya menjadi hal yang sangat vital yang perlu dipelajari sehingga akan mempermudah hubungan komunikasi yang efektif dari masyarakat antarbudaya. Rumusan Masalah: Bagaimana Proses Adaptasi Pedagang Toko Kelontong Asal Suku Madura yang Mengalami Culture Shock di Kecamatan Pondok Aren Kota Tangerang Selatan. Tujuan Penelitian: Untuk mengetahui kegagalan persepsi, faktor-faktor yang memengaruhi culture shock, dan tahapan adaptasi pada proses adaptasi budaya pedagang toko kelontong asal Suku Madura. Metode penelitian: Penelitian ini menggunakan metodologi kualitatif dengan sifat penelitian deskriptif, informan dalam penelitian ini berjumlah dua orang yang berasal dari Suku Madura. Hasil Penelitian: Komunikasi yang dijalin oleh masyarakat antarbudaya sangat rentan mengalami kegagalan persepsi serta culture shock. Peneliti mendapatkan fakta bahwa teknologi, bahasa serta ekonomi menjadi tiga faktor yang paling sering menjadi penyebab culture shock. Pada tahapan adaptasi budaya, kedua informan melewati keseluruhan tahapan dengan pengalaman serta respon yang berbeda, Oji memilih fight sebagai respon atas tahap crisis dan Robi memilih flight. Maka dapat disimpulkan bahwa pedagang toko kelontong asal Suku Madura menunjukkan keberhasilan dalam proses adaptasi di lingkungan baru.

Kata Kunci: Adaptasi Budaya, Culture Shock, Suku Madura