Etika dan Tasawuf Sebagai Kritik Manusia Modern: Telaah Atas Pemikiran Jalaluddin Rakhmat (1949-2021)
Penelitian ini berupaya menemukan makna etika dan tasawuf dalam pandangan Jalaluddin Rakhmat, dimana dunia modern kini telah mengalami problem moral yang membawa pada perasaan khawatir dan kecemasan, hal itu diakibatkan oleh jauhnya manusia dari Tuhan dan hakikat dirinya. Penelitian ini memfokuskan kajian pada etika, tasawuf dan kritik manusia modern dalam pandangan Jalaluddin Rakhmat, dengan penelitian kualitatif berbasis liberary research. Kemudian untuk menemukan inti dan untuk memperdalam bahasan, maka digunakanlah pisau analisis hermeneutik dan analisis wacana kritis. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Jalaluddin Rakhmat menempatkan etika sebagai bagian tertinggi dalam agama, bahkan pada kehidupan sosial. Kemudian fokus umat Islam pun oleh Jalaluddin Rakhmat dialihkan dari akidah dan fikih oriented menuju tasawuf (akhlak). Akhlak berpusat dari jiwa yang memancar menjadi perilaku, ‘amal atau budi pekerti. Untuk mencapai akhlak terpuji, maka manusia memerlukan upaya penyucian melalui media tasawuf, yaitu dengan internalisasi akhlak terpuji melalui taubat, wara’ zuhud dan sabar. Selain itu terminologi manusia modern digunakan oleh Jalaluddin Rakhmat sebagai identifikasi adanya anomali dalam modernitas, seperti hilangnya etika dan maraknya tindakan amoral yang membawa manusia modern pada lenyapnya perasaan damai dan bahagia. Oleh karena itu etika dan tasawuf oleh Jalaluddin Rakhmat dijadikan kritik terhadap manusia modern, sekaligus sebagai solusi untuk menghasilkan manusia suci. Yakni seorang manusia yang telah mengalahkan hawa nafsunya, yang disebut Jalaluddin Rakhmat lebih berarti daripada seribu manusia nalar, seperti kebanyakan manusia modern. Manusia modern telah kehilangan kebahagiaan, dan mencarinya dalam dunia materi, namun tidak ditemukan, karena kebahagiaan itu mistik, ada dalam rohani. Karena itulah tasawuf sangat relevan, sebab tasawuf mendidik jiwa untuk mengendalikan hawa nafsu, untuk kembali pada fitrah. Manusia suci adalah sosok lain dari insan kamil, sederhana namun memiliki tingkatan mistis yang sama dengan konsep insan kamil yang filosofis. Konsep manusia suci ini memiliki kelebihan yaitu dapat membawa pada dialog spiritual, meningkatkan standar etika dan bisa membentuk karakter positif. Sedangkan kelemahannya adalah terlalu perfeksionis sehingga tidak realistis, juga terpengaruh oleh paham Syiah, memiliki risiko kultus individu, hingga elitisme spiritual. Secara reflektif pemikiran Jalaluddin Rakhmat ini mengantarkan pada sikap hidup yang suci, dengan mengedepankan etika dan cinta, untuk mencapai kebahagiaan dan persaudaraan.
Keywords: Etika, Tasawuf, Manusia Modern, Manusia Suci, Fitrah.
Keywords: Etika, Tasawuf, Manusia Modern, Manusia Suci, Fitrah.
Nizhom Izzuddin Al-Qossam - Personal Name
222141001 - Nizhom Izzuddin Al-Qossam
Tesis PMA
Indonesia
Universitas Paramadina
2024
Jakarta
LOADING LIST...
LOADING LIST...