Didirikan di Indonesia dan berafiliasi dengan Kementerian Luar Negeri Jerman, Goethe-Institute berfungsi sebagai lembaga kebudayaan Republik Federal Jerman. Hal ini merupakan bagian integral dari upaya diplomasi publik Jerman yang bertujuan untuk meningkatkan persepsi positif terhadap Indonesia melalui pendidikan dan kebudayaan (soft power). Dengan memanfaatkan kekuatan pendidikan dan budaya, Goethe-Institute berupaya membangkitkan minat generasi muda Indonesia untuk melanjutkan studi lebih lanjut di Jerman. Menyadari pentingnya pendidikan dan kebudayaan dalam kemajuan suatu bangsa, Jerman secara aktif melakukan diplomasi publik dengan Indonesia melalui Goethe-Institute. Fokus penelitian ini adalah mengkaji pelaksanaan diplomasi publik yang dilakukan Jerman di Indonesia selama periode 2016-2023, khususnya melalui upaya Goethe-Institute. Analisis diplomasi publik Jerman terhadap Indonesia akan dilakukan dengan menggunakan teori diplomasi publik Nicholas J. Cull yang mencakup lima elemen kunci yang mencakup strategi untuk membentuk dan mempengaruhi kancah global. Selain itu, penelitian ini akan menggabungkan teori soft power yang dikembangkan oleh Joseph S. Nye. Penelitian deskriptif kualitatif yang dilakukan untuk penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh dari wawancara dengan staf Goethe-Institute Indonesia. Selain itu, data sekunder dikumpulkan melalui tinjauan komprehensif terhadap literatur yang relevan, termasuk buku, jurnal, dan dokumen lainnya. Temuan penelitian ini menunjukkan efektivitas inisiatif diplomasi publik Jerman di Indonesia, yang difasilitasi oleh Goethe-Institute, dalam mempromosikan citra positif negara tersebut dan mengkomunikasikan budaya, gagasan, dan kebijakannya secara efektif. Upaya tersebut dilakukan melalui berbagai jalur bidang pendidikan dan kebudayaan (soft power).

Kata Kunci: Diplomasi Publik, Soft Power, Goethe-Institute
Daftar Pustaka: (98), (1982-2024)