Omar Bashir merupakan presiden Sudan sejak 1989-2019. Pada tahun 2019 masyarakat yang sudah kecewa dengan kepemipinan presiden Omar al-Bashir melakukan demonstrasi besar-besaran menuntut pergantian presiden Sudan. Akibat aksi demonstrasi tersebut, presiden Omar al-Bashir mundur dan digantikan oleh presiden Abdul Fattah al-Burhan yang ditunjuk berdasarkan beberapa kelompok koalisi perubahan Sudan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis strategi kebijakan luar negeri Sudan pada masa pemerintahan transisi 2019 -2022 dengan menggunakan pendekatan kualitatif método studi literatur. Kajian ini berfokus pada implementasi kebijakan luar negeri Sudan pada masa pemerintahan transisi 2019-2022, dimana pemerintah melakukan koalisi dan mencari dukungan baik dalam segi keamanan, ekonomi, stabilitas politik nasional atau dapat dikatakan dengan istilah bandwagoning. Hasil penelitian ini menemukan bahwa kebijakan luar negeri Sudan pada masa transisi strategi kebijakan luar negeri Sudan pada masa transisi, aspek pemulihan ekonomi dilakukan dengan cara menjalin hubungan kerja dan bantuan dana dari negara superpower di wilayah internasional dan Regional, menjalin hubungan dengan negara-negara superpower adalah bentuk balancing Sudan dalam kebijakan luar negerinya dalam bentuk bandwagoning, konsep strategi bandwagoning Sudan dalam kebijakan luar negerinya dilakukan kerjasama dalam perlindungan keamanan dalam negeri bersama Amerika serikat, Tiongkok, Rusia, Mesir, UAE, dan Afrika Union. Segi pemulihan ekonomi Sudan dibantu oleh negara Tiongkok, Rusia, dan Amerika Serikat. Selain itu terobosan yang paling mengejutkan dilakukan oleh Sudan dengan membuka jalur diplomatik bersama negara Israel, yang mana sebelumnya Sudan tidak memiliki hubungan diplomasi dengan Israel dikarenakan bentuk dukungan terhadap negara Palestina.

Kata Kunci: Strategi Kebijakan Luar Negeri, Pemerintahan Transisi, Bandwaagoning
Daftar Pustaka: 53 (1952-2023)