Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pemenuhan kepentingan nasional Indonesia dalam perundingan Indonesia-Canada Comprehensive Economic Partnership Agreement (ICA-CEPA) selama periode 2021-2023. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif, penelitian ini menyoroti tantangan dan peluang yang muncul selama proses negosiasi. Tantangan utama yang diidentifikasi adalah perbedaan standar teknis dan perlindungan hak kekayaan intelektual (HAKI) antara Indonesia dan Kanada, yang menimbulkan kesulitan dalam mencapai kesepakatan yang memuaskan kedua belah pihak. Meskipun demikian, beberapa kesepakatan penting berhasil dicapai, termasuk penghapusan tarif pada produk-produk unggulan Indonesia seperti karet, kopi, dan tekstil, serta peningkatan kerjasama di bidang investasi dan teknologi, khususnya dalam sektor energi terbarukan. Penelitian ini juga mengungkapkan bahwa keberhasilan dalam perundingan ini sebagian besar didorong oleh strategi negosiasi yang komprehensif, keterlibatan aktif stakeholders domestik, dan pendekatan diplomasi ekonomi yang proaktif. Dari sudut pandang teori neoliberal, kesepakatan ini dianggap sebagai langkah penting dalam liberalisasi perdagangan dan investasi, yang diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia. Selain itu, penelitian ini menegaskan relevansi teori kerjasama internasional, yang menunjukkan bahwa meskipun terdapat perbedaan kepentingan, negara-negara dapat mencapai kesepakatan yang saling menguntungkan melalui dialog yang efektif. Implikasi dari penelitian ini menunjukkan bahwa kebijakan Indonesia perlu terus fokus pada penguatan posisi tawar dan peningkatan kerjasama internasional untuk memaksimalkan manfaat dari perjanjian perdagangan seperti ICA-CEPA. Saran bagi perundingan mendatang mencakup peningkatan harmonisasi standar, perlindungan HAKI yang sesuai, serta perlunya penelitian lanjutan untuk mengevaluasi dampak jangka panjang dari perjanjian ini terhadap perekonomian nasional.

Kata Kunci: ICA-CEPA, Kepentingan Nasional, Perdagangan Internasional, Neoliberalisme