Afghanistan merupakan negara yang mengalami konflik berkepanjangan sehingga diskriminasi terhadap perempuan dan anak perempuan sangat rentan terjadi. Kembalinya rezim Taliban pada 15 Agustus 2021, membuat perempuan dan anak perempuan Afghanistan kehilangan hak-haknya. Taliban menerapkan peraturan berdasarkan interpretasi Islam mereka terhadap perempuan dan anak perempuan Afghanistan sehingga kemajuan terkait hak-hak perempuan yang telah dicapai selama dua dekade sebelumnya mengalami kemunduran. Penelitian ini menganalisis peran UN Women dalam menangani diskriminasi terhadap perempuan dan anak perempuan Afghanistan dibawah rezim Taliban (2021 2023). Dengan menggunakan teori Neoliberal Institusionalisme dan Peran Organisasi Internasional, penelitian ini mengadopsi metode kualitatif dengan teknik pengumpulan data meliputi studi pustaka, laporan UN Women, studi kasus dari lapangan, dokumen kebijakan, dan sumber-sumber internet. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa peran UN Women dalam menangani diskriminasi terhadap perempuan dan anak perempuan Afghanistan belum dapat berjalan secara maksimal. Hal ini disebabkan oleh hambatan-hambatan yang dialami oleh UN Women seperti, kebijakan Taliban terhadap perempuan dan anak perempuan, pembubaran Kementerian Urusan Perempuan, penghapusan Konstitusi 2004, serta norma dan budaya yang kuat. Pandemi COVID-19 dan krisis ekonomi di Afghanistan juga memperburuk kondisi tersebut. Oleh karena itu, UN Women mengajak komunitas internasional untuk terus berkontribusi dalam menangani dan mempromosikan kesetaraan gender serta melindungi hak-hak perempuan Afghanistan ditengah situasi dan kondisi yang penuh dengan tantangan.

Kata Kunci: UN Women, Taliban, Diskriminasi, Peran Organisasi Internasional, Hak-hak Perempuan dan Anak Perempuan