Sering kita jumpai di sekitar kita, atau di lingkungan kita, orang, teman, saudara, atau tetangga yang punya tipe seperti ini; cita-citanya menjadi pengusaha sukses, ketika punya modal langsung memulai usaha, yang penting usaha ntah karena melihat orang lain atau karena iseng saja akhirnya coba-coba. Wow hati-hati. Saya tidak mengatakan itu salah, tapi Anda harus waspada karena salah melangkah dapat menyebabkan kesalahan yang fatal. Apakah Anda pernah menjumpai orang seperti itu? Layak kah mereka masuk dalam kriteria pengusaha atau entrepreneur? Pada buku pertama saya sudah menjelaskan perbedaan antara pengusaha dan entrepreneur. Saya tegaskan bahwa keduanya memiliki arti yang sama. Perbedaannya adalah jika mereka melakukan bisnis dengan prinsip entrepreneurship maka disebut dengan entrepreneur.

Anda bisa bayangkan bagaimana kondisi suatu bisnis tanpa prinsip entrepreneurship. Yang ada hanyalah carut-marut organisasi, manajemen yang amburadul, yang berujung pada kehancuran bisnis Anda. Ide bisnis adalah bagian utama dari ilmu entrepreneurship. Ingat, strategi yang saya ajarkan menitikberatkan ilmu entrepreneurship dalam membangun bisnis mandiri. Jadi, saya tidak mengajarkan Anda cara membangun warung kelontong, atau manajemen warteg. Manajemen mereka jika diubah dengan prinsip entrepreneurship akan menjadi bisnis yang besar dan luar biasa. Semua dapat diubah menjadi lebih professional asalkan tau caranya, tau