Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana upaya Indonesia meraih kepentingan nasionalnya dengan berdiplomasi melalui sebuah organisasi antariksa. Peristiwa awal dimulai dari tingginya minat ekonomi antariksa yang menghasilkan perlombaan anggaran negara dengan peran distribusi swasta di sistem hubungan internasional untuk mencapai keuntungan lebih besar dari luar orbit bumi namun kapabilitas Indonesia untuk mengikuti tren tersebut belum sepenuhnya terdukung oleh kemampuan financial dan bukan menjadi skala prioritas yang disebutkan Rencana Induk LAPAN 2017 - 2040 sehingga hanya sebatas optimalisasi aplikasi antariksa namun untuk memenuhi kebutuhan nasional lainnya Indonesia memilih menggunakan kesempatan kerja sama sebanyak - banyaknya melalui media APRSAF. Dengan menggunakan paradigma neoliberalisme serta konsep kerja sama internasional, diplomasi antariksa, dan kepentingan nasional sebagai instrumen analisis maka penelitian ini fokus untuk menjelaskan dinamika upaya Indonesia dalam kepentingan melajukan sekaligus menjaga ekosistem antariksa supaya mendapatkan keadilan nilai - nilai ekonomi yang berkelanjutan. Temuan dari penelitian ini yaitu diplomasi antariksa Indonesia melalui forum internasional mengalami tendensi fluktuatif sebab tidak didukung oleh kepastian arah regulasi pengembangan antariksa di era NewSpace karena integrasi LAPAN dalam BRIN, distribusi SDM, serta kurangnya kemampuan diplomasi para ilmuwan antariksa. Oleh karena itu, Indonesia bertujuan memperbarui seluruh elemen kebijakan penyelenggaraan antariksa nasional yang tidak relevan lagi untuk kesiapan negara menghadapi era NewSpace

Kata kunci: diplomasi antariksa, APRSAF, Rencana Induk LAPAN, ekonomi antariksa, LAPAN, BRIN, NewSpace.