Konglomerasi media massa cukup berdampak terhadap independensi media dalam konteks pengikatan dengan kepentingan politik, serta konsistensi terhadap kode etik jurnalistik di dalamnya. Karenanya perlu ditinjau dari penelitian ini sebagai tujuan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh konglomerasi terhadap buatan berita atas pilihan redaksi, penanganan konflik kepentingan, hingga terkait prinsip-prinsip jurnalisme yang diterapkan. Penelitian menggunakan analisa isi dengan pendekatan kualitatif melalui teori pemaknaan Stuart Hall terkait respons khalayak yang terbagi tiga hal yaitu, dominasi, negosiasi dan oposisi. Penelitian ini menunjukkan bahwa dari seluruh pemberitaan debat calon presiden 2024 yang ditayangkan SINDOnews.com tidak berimbang, serta teridentifikasi adanya kepatuhan terhadap kode etik jurnalistik yang terpinggirkan demi mencapai tujuan kepentingan politik sebab lebih banyak memberitakan salah satu capres dalam pilpres 2024. Dapat disimpulkan bahwa perusahaan konglomerasi media terutama yang dimiliki oleh sosok pendiri partai politik tidak lepas dari pemanfaatan publikasi pemberitaan untuk mendukung mencapai kekuasaan khususnya pemilihan presiden. Pemberitaan kepada khalayak sejatinya dapat disajikan secara berimbang dan tidak memilih salah satu pihak karena dorongan demi kepentingan kekuasaan politik atas pemanfaatan konglomerasi media yang dimiliki pendiri media massa MNC Group. Kekuatan konglomerasi media dan kekuasaan dalam partai politik dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) menggambarkan telah menjadi sebuah tantangan dalam menerapkan independensi sebagai standar etika jurnalistik yang konsisten. Implikasi temuan ini
disarankan dapat menjadi cerminan agar perusahaan dengan konglomerasi media di Indonesia dapat lebih baik ke depannya dengan menjunjung nilai independensi.

Kata kunci: Analisa isi, Independensi, Debat Calon Presiden, SINDOnews.com, PPemilihan Presiden