Roleplay merupakan permainan virtual yang memerankan karakter tertentu dengan identitas, ekspresi, dan kepribadian yang berbeda di realitas dengan melibatkan imajinasi dan fantasi mereka. Namun, popularitas permainan roleplay di kalangan remaja menimbulkan banyak masalah, seperti terjadinya penurunan keterampilan komunikasi dan bersosialisasi di realitas, serta menghambat perkembangan identitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi bagaimana pemain roleplay berkomunikasi dan mengekspresikan diri mereka di realitas. Fokus utama penelitian ini meliputi: orientasi personal, nilai-nilai personal, dan cara pemain roleplay mengekspresikan diri mereka ketika berkomunikasi di realitas. Penelitian ini menggunakan teori identitas diri dari Gudykunst, serta emnggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dengan 5 narasumber remaja yang merupakan pemain roleplay. Hasil penelitian menunjukkan bahwa para pemain roleplay mengalami transformasi kepribadiannya dari introvert menjadi ekstrovert yang ditandai dengan peningkatan keterampilan komunikasi dan keberanian berinteraksi di realitas. Namun, mereka juga dapat mengalami kecemasan sosial akibat kecanduan bermain roleplay. Nilai-nilai personal memiliki peran penting dalam interaksi virtual dan meningkatkan kepercayaan diri para pemain. Pemain roleplay mempertahankan kepercayaan dirinya dalam berkomunikasi di realitas maupun dalam dunia roleplay melalui prinsip atau nilai-nilai yang mereka miliki. Pengalaman bermain roleplay memengaruhi ekspresi diri para pemainnya di realitas, di mana terlihat para pemain perempuan cenderung menampilkan sisi maskulin dan dominan dari dirinya di realitas, lalu pemain laki-laki yang menunjukkan sisi feminimnya di realitas.

Kata kunci : Interaksi virtual, relitas, roleplay, identitas diri, ekspresi diri
Daftar Pustaka : 56 Pustaka (2014-2024)