Meningkatnya jumlah kerusakan atau penceramaran lingkungan saat ini salah satunya dipengaruhi oleh aktivitas industri manufaktur yang tinggi di Indonesia.Hal ini juga dapat diukur dengan Environmental Performance Index (EPI) Indonesia saat ini menduduki peringkat ke-164 dari 180 negara yang diriset. Pemerintah sebagai pengatur regulasi dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan sudah mengatur dalam Undang-undang No 32 tahun 2009 terkait upaya sistematis dan terpadu dalam pelestarian lingkungan hidup dan sebagai upaya pencegahan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup. Selain itu Perusahaan manufaktur sebagai pelaku usaha harus berpartisipasi dalam menyelesaikan permasalahan lingkungan hidup, salah satunya dengan menerapkan kebijakan “hijau” atau ramah lingkungan. Praktik kebijakan “hijau” atau Green Human Resource Management (GHRM) sangan erat hubungannya dengan kemampuan perusahaan dalam mengelola karyawan agar memiliki kesadaran akan perilaku ramah lingkungan atau perilaku “hijau”. Tingkat keberhasilan perilaku “hijau” karyawan juga dipengaruhi variabel lain yaitu perasaan kewajiban moral yang kuat dari karyawan atau personal moral norms untuk bertindak pro-lingkungan. Variabel ini berpotensi sebagai media dalam pelaksanaan kebijakan ramah lingkungan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penerapan Green Human Resource Management terhadap perilaku “hijau” karyawan (Employee Green Behavior) dan Personal Moral Norms sebagai mediasi di perusahaan manufaktur bekasi. Data di kumpulkan melalui survei dengan menggunakan Googleform kepada 348 karyawan di perusahaan manufakktur Bekasi. Hasil penelitian mengemukakan bahwa GHRM mampu meningkatkan EGB sebesar 22,9%, GHRM mampu meningkatkan PMN sebesar 27,3%, PMN mampu meningkatkan EGB sebesar 28,7%, dan GHRM mampu meningkatkan EGB melalui PMN sebesar 7,9%.

Kata kunci: Green Human Resource Management, Employee Green Behavior, Personal Moral Norms, Manufaktur, Bekasi