Studi ini menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi keberlanjutan organisasi non-pemerintah (Ornop) dengan mengambil studi kasus Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI). Keberlanjutan organisasi menjadi isu penting yang dihadapi oleh banyak Ornop di Indonesia, tak terkecuali YLBHI. Menjadi bagian penting dari perkembangan masyarakat Indonesia, YLBHI mampu bertahan lebih dari 50 tahun dan tetap berkomitmen menjalankan visi dan misi kemanusiaan melalui kerja-kerja advokasi dan pendampingan hukum bagi masyarakat. Studi ini menggunakan pendekatan kualitatif dan sumber data primer dari interview dengan pengurus inti YLBHI, representasi lembaga donor, dan masyarakat penerima manfaat yang diberi bantuan hukum oleh YLBHI. Teori yang menjadi rujukan adalah teori stakeholder yang menekankan pentingnya sebuah organisasi untuk memperkuat relasi dengan pemangku kepentingan (stakeholder) guna menjaga keberlanjutan. Berdasarkan hasil observasi, wawancara dan kajian dokumen, studi ini menemukan bahwa keberlanjutan YLBHI dipengaruhi oleh tiga faktor utama, yaitu: (1) adanya diversifikasi pendanaan; (2) keberlangsungan kaderisasi yang optimal; dan (3) terjaganya kepercayaan masyarakat. Kaderisasi menjadi faktor paling dominan. Meski demikian, ketiganya harus terjaga secara bersamaan, atau tidak bisa salah satu lebih lemah daripada faktor lainnya. Ketiganya menjadi menjadi faktor yang membuat YLBHI mampu bertahan selama lebih dari 50 tahun. Mereka diberikan kepercayaan untuk menyusun program dan kegiatan yang berorientasi mendukung keberlanjutan organisasi. Belajar dari YLBHI, organisasi non-pemerintah di Indonesia membutuhkan kreativitas dalam mencari sumber pendanaan yang beragam, menjaga keberlanjutan kader yang memiliki visi dan misi jangka panjang, serta memberi manfaat bagi masalah yang dihadapi masyarakat. Jika salah satunya lemah organisasi tersebut kemungkinan tidak akan bertahan lama.

Kata kunci: keberlanjutan organisasi, organisasi non-pemerintah, kaderisasi, diversifikasi pendanaan, kepercayaan masyarakat