Komunikasi adalah hal yang pasti dilakukan manusia dalam berkehidupan. Komunikasi dapat dimulai sejak dari janin dalam kandungan hingga meninggal. Komunikasi nonverbal merupakan komunikasi yang tidak menggunakan kata-kata untuk menyampaikan pesan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana komunikasi nonverbal dalam proses belajar mengajar di Sekolah Luar Biasa (SLB). SLB adalah sekolah bagi anak-anak yang memiliki keterbatasan seperti tunarungu. Sekolah Luar Biasa sebagai wadah agar anak yang memiliki kekurangan dapat menerima ilmu seperti orang normal. Penelitian dilakukan di SLB Nur Abadi, Jakarta Selatan. Penelitian ini mengacu pada Teori Interaksi Simbolik menurut George Herbert Mead. Serta menggunakan metodologi pendekatan kualitatif dan metode kualitatif deskriptif yaitu penulis melakukan wawancara kepada narasumber dengan mengajukan beberapa pertanyaan. Teknik analisis data menggunakan model Miles dan Huberman dengan pengujian keabsahan data menggunakan metode Triangulasi Sumber. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa komunikasi nonverbal adalah bahasa utama bagi anak tunarungu. Dengan adanya komunikasi nonverbal seperti bahasa isyarat, gestur dan ekspresi wajah mempermudah anak dengan keterbatasan pendengaran berkomunikasi dalam proses belajar mengajar. Anak tunarungu juga dapat mengembangkan minat dan bakat melalui proses komunikasi nonverbal di sekolah. Penelitian ini dapat menjadi acuan bagi masyarakat untuk melakukan interaksi dan komunikasi dengan anak berkebutuhan khusus, terutama tunarungu di lingkungan masyarakat.

Kata Kunci: Komunikasi, Komunikasi Nonverbal, Anak Tunarungu, Sekolah Berkebutuhan Khusus.