Diplomasi menjadi instrumen soft power dalam mengikat hubungan diplomatik dengan negara lain melalui berbagai unsurnya seperti bahasa, sistem teknologi, sistem mata pencaharian hidup, organisasi sosial, sistem pengetahuan, religi, kesenian. Posisi bahasa sebagai salah satu unsur kebudayaan menjadikan internasionalisasi Bahasa Indonesia sebagai instrumen soft power strategis yang digunakan oleh pemerintah Indonesia dalam melakukan hubungan diplomatik di berbagai negara. Internasionalisasi Bahasa Indonesia diselenggarakan melalui program Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) di bawah Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (BPPB) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia (Kemendikbudristek RI), bekerja sama dengan Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemenlu RI). Tesis ini mengkaji diplomasi budaya Indonesia melalui internasionalisasi Bahasa Indonesia di Timor Leste 2017—2022 dengan mengidentifikasi beberapa faktor pengaruh dalam upaya diplomasi budaya Indonesia di Timor Leste, yang merupakan salah satu negara sahabat Indonesia dengan lembaga pengajar BIPA terbanyak di Asia Tenggara total 44 lembaga dan jumlah pengajar 315 tersebar di 13 Distrik Timor Leste. Sebagai hasilnya pembelajar Bahasa Indonesia sempat mencapai puncaknya hingga 9.932 (2018). Penulis menggunakan metode penelitian deskriptif analisis dengan pendekatan kualitatif serta konsep diplomasi budaya dalam mengidentifikasi dan membahas faktor-faktor yang mempengaruhi diplomasi budaya Indonesia di Timor Leste. Hasil temuan faktor yang mempengaruhi secara eksternal adalah budaya, bahasa, goresan sejarah, sedangkan secara internal adalah sinergitas antar lembaga.

Kata Kunci: Diplomasi Budaya, Internasionalisasi Bahasa Indonesia, BIPA, Budaya dan Identitas, Timor Leste.