Pemerintah Korea Selatan sangat serius dalam meningkatkan citra positif mereka di mata publik, serta memperkuat hubungan bilateral dan multilateral melalui diplomasi publik. Keseriusan ini tercermin dalam kebijakan luar negeri mereka yang dikenal sebagai "for a global Korea," di mana mereka fokus pada program "Korean Wave" untuk mengembangkan seni teknologi, industri, dan pariwisata negara mereka. Salah satu aspek yang penting dari Korean Wave adalah industri musik pop Korea Selatan (K-Pop), yang telah mengalami perkembangan pesat dan kesuksesannya tidak terlepas dari peran aktif pemerintah Korea Selatan. Pada masa krisis moneter global, pemerintah Korea Selatan menyadari potensi transisi budaya sebagai salah satu sektor yang dapat membantu kondisi keuangan negara. Pada tahun 1998-2000, pemerintah bekerja sama dengan agensi dan perusahaan Korea Selatan untuk mempromosikan musik dan budaya Korea ke negara-negara seperti China, Jepang, dan Taiwan. Upaya ini berlanjut hingga akhir 2000-an, dan K-Pop pun menjadi dikenal di seluruh dunia. Keberhasilan ini membawa dampak positif yang signifikan bagi Korea Selatan, dan pemerintah mengambil langkah cerdas dengan menggunakan K-Pop sebagai alat "soft power" dalam politik luar negeri. Di bawah kepemimpinan Moon Jae-In, pemerintah Korea Selatan tetap berperan aktif dalam mengembangkan dan mempromosikan budaya Korea untuk mempertahankan kesuksesan K-Pop serta mendukung kebijakan luar negeri. Mereka menyelenggarakan berbagai festival K-Pop internasional dan menyediakan platform promosi seperti Korea Creative Content Agency (KOCCA) untuk membantu perusahaan musik memasuki pasar internasional. Contoh lain adalah ketika grup K-Pop BTS berpidato di PBB pada tahun 2018, ini membuktikan bahwa melalui industri musik, Korea Selatan dapat menyebarkan budaya mereka ke seluruh dunia, tidak hanya sebatas dalam ranah musik tetapi juga dalam politik luar negeri.

Kata kunci: Diplomasi Publik, Korean Wave, Korea Selatan, K-Pop