Pandemi Covid-19 telah mengubah ekonomi dan sosial secara signifikan, termasuk dalam adopsi teknologi finansial dan pembiayaan online. DKI Jakarta mencatat posisi sebagai provinsi kedua dengan tingkat utang pinjaman online tertinggi pada kuartal kedua tahun 2023, mencerminkan dampak pandemi terhadap perilaku keuangan masyarakat.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara literasi keuangan digital, toleransi risiko terhadap minat penggunaan pinjaman online di DKI Jakarta. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian eksplanatif dengan pendekatan kuantitatif melalui survei terhadap 400 responden. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah non probabilitas dengan menggunakan teknik purposive sampling untuk memilih responden sesuai dengan kriteria yang ditentukan. Pengujian statistik dilakukan dengan tingkat signifikansi 0,05 atau tingkat keyakinan 95% dan menggunakan software SPSS 25. Penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda dan pengujian hipotesis untuk mengidentifikasi hubungan antara variabel-variabel tersebut. Survei tersebut mengumpulkan informasi tentang persepsi responden terkait setiap variabel yang diteliti.


Hasil penelitian menunjukkan bahwa literasi keuangan digital dan toleransi risiko berpengaruh positif terhadap minat penggunaan pinjaman online. Dengan demikian, meningkatkan literasi keuangan digital dan memahami risiko yang terlibat dapat mendorong minat penggunaan layanan pembiayaan online. Penelitian ini merekomendasikan pengetatan regulasi, pengawasan yang lebih ketat, dan penegakan hukum untuk menjaga keamanan dan kepercayaan masyarakat dalam menggunakan layanan tersebut.

Kata kunci: teknologi finansial, literasi keuangan digital, toleransi risiko, minat penggunaan