Perasaan inferioritas dapat muncul di berbagai situasi dan aspek kehidupan, termasuk dalam hubungan sosial, pekerjaan, penampilan fisik, prestasi akademis, keterampilan, dan sebagainya. Individu yang merasa inferior cenderung merasa rendah diri, kurang percaya diri, dan tidak berdaya. Individu yang memiliki pengalaman masa kecil traumatik seperti bullying mungkin saja dapat berkontribusi pada pengembangan inferiority feeling pada masa dewasa jika memang riwayat yang terjadi cukup parah. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui bagaimana gambaran inferiority feeling pada individu yang mengalami riwayat bullying di masa kanak-kanak. Metode dalam penelitian ini ialah penelitian kualitatif studi kasus, subjek dalam penelitian ini ialah seorang mahasiswa inisial FU berusia 21 tahun, dengan teknik sampling non-probability yakni purposive sampling. Metode pengumpulan data yang digunakan ialah mewawancarai satu subjek dan tiga informan. Hasil penelitian menjelaskan lima aspek inferiority feeling yang dialami oleh subjek yaitu pada aspek kepercayaan sosial, subjek menunjukkan tingkat kepercayaan diri yang rendah dan cenderung menghindar dari interaksi sosial. Pada aspek kemampuan akademik,subjek sering berusaha untuk menghindar dari situasi belajar kelompok, karena memiliki pengalaman sebelumnya yang membuatnya merasa diabaikan dalam situasi kelompok. Pada aspek penghargaan diri, subjek cenderung menilai dirinya buruk dan labeling bahwa dirinya merasa tidak berharga dan tidak berdaya. Pada aspek penampilan fisik, subjek menunjukkan pandangan negatif terhadap penampilan tubuhnya sebagai hasil dari pengalaman bullying, khususnya penghinaan terkait bentuk tubuhnya. Pada aspek kemampuan fisik, subjek tidak melaporkan adanya masalah fisik yang pernah terjadi secara langsung dari traumanya akibat bullying.

Kata kunci : inferiority feeling, childhood trauma, bullying
Daftar pustaka: 49 (2012 - 2023)