New Southern Policy (NSP) merupakan kebijakan luar negeri Korea Selatan yang diusung pada pemerintahan Moon Jae-in. NSP bertujuan untuk meningkatkan hubungan Korea Selatan dengan mitra-mitra NSP salah satunya Indonesia. NSP terdiri dari tiga pilar yaitu people, prosperity, dan peace dan setiap pilarnya memiliki tugas untuk dikerjakan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan memahami kebijakan NSP Korea Selatan di bawah pemerintahan Moon Jae-in dan menganalisis implikasi NSP terhadap hubungan bilateral Korea Selatan-Indonesia dalam proses pembentukan Korea-Indonesia Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA). Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pengumpulan informasi yang didasarkan pada studi literatur terhadap sumber-sumber yang berkaitan dengan masalah yang diangkat. Dalam menganalisis topik yang diangkat, penelitian ini menggunakan kerangka konseptual dalam hubungan internasional, antara lain kebijakan luar negeri, kepentingan nasional dan kerja sama ekonomi dan perdagangan bebas. Penelitian ini menemukan bahwa hadirnya NSP dilatarbelakangi oleh kepentingan ekonomi karena hubungan yang memburuk dengan Cina serta sumber daya dalam negeri yang tidak mampu mendorong pertumbuhan ekonomi Korea Selatan. Korea Selatan membutuhkan pasar dan penggerak ekonomi yang baru untuk meningkatkan pertumbuhan ekonominya. Hadirnya NSP telah mendorong mendorong Korea Selatan melakukan reaktivasi perundingan Korea- Indonesia CEPA yang sebelumnya sempat tertunda dan berakhir pada penandatanganan Korea-Indonesia CEPA pada tahun 2020 antara Korea Selatan dan Indonesia. Korea-Indonesia CEPA yang juga mencakup perdagangan bebas digunakan sebagai alat untuk mewujudkan tugas yang berada di bawah pilar prosperity dan mencapai kepentingan Korea Selatan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

Kata Kunci : NSP, Korea-Indonesia CEPA, Moon Jae-in, Korea Selatan, Indonesia, Kebijakan Luar Negeri