Menjadi kandidat yang diusung dari kaum minoritas (Islam) sebagai anggota legislatif DPD RI Dapil Bali pada tahun 2019 merupakan sebuah tantangan yang harus diterima oleh Bambang Santoso. Terlebih dalam sejarah awal keikutsertaan kaum minoritas pada tahun 2004 hingga 2014 terus mengalami kegagalan. Namun, partisipasi HBS pada pemilu legislatif 2019 merupakan sebuah sejarah baru. Atas dasar tersebut penelitian ini berusaha menjelaskan bagaimana HBS melakukan positioning dirinya di benak halayak melalui teori kognitif perilaku pemilih dari Newmann dan bagaimana strategi pemasaran politik yang dilakukan HBS dalam mengkampanyekan dirinya. Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode studi kasus kualitatif yang dilakukan dengan cara wawancara bersama HBS serta kajian pustaka lainnya. Adapun hasil pembahasan yang didapat adalah pertama, dalam positioning yang dilakukan oleh HBS adalah memfokuskan kampanye pada umat muslim di Bali. Sifat empati dan rendah hati yang dimiliki membuatnya mampu mendapatkan solusi atas isu yang terjadi dan perasaan emosianal konstituen untuk dirinya. Kedua, strategi pemasaran politik yang dilakukan HBSadalah strategi gerilya. Melalui strategi tersebut HBS memfokuskan kampanyenya melalui pendekatan push dan pass political marketing, sehingga tidak berfokus pada pull political marketing.

Kata Kunci : Pemasaran Politik, Perilaku Pemilih, DPD RI