Kenaikan jumlah pengguna internet kaum perempuan selama pandemi Covid-19 mendorong Kompas Gramedia membesut media daring khusus perempuan bernama Parapuan dengan harapan dapat mendulang keuntungan dengan menawarkan agregasi jejaring kepada pengiklannya. Tetapi untuk mencapai spesifikasi target audiens yang diinginkan, Parapuan terlebih dahulu harus dapat menggambarkan secara gamblang seperti apa representasi perempuan yang tampil dalam berita-beritanya. Melalui berbagai rubrik yang fokus pada pemberdayaan perempuan serta menampilkan profil perempuan dengan berbagai profesi serta bermain dengan diksi dan bahasa yang lugas, Parapuan ingin mewujudkan mimpi para perempuan Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana redaksi Parapuan memproduksi dan menampilkan perempuan di dalam berita-beritanya dan bagaimana kaitannya dengan situasi sosio kultural yang mendorong kelahiran Parapuan. Menggunakan pendekatan Analisis Wacana dari Norman Fairclough, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kualitatif melalui wawancara dan analisa tekstual karena pendekatan tersebut diyakini mampu melihat alasan logis dan historis dari produksi artikel Parapuan yang dihasilkan. Hasil penelitian menunjukkan meskipun Parapuan cukup berhasil membangun representasi perempuan yang diinginkan dibantu dengan berbagai platform media sosial dan dukungan media lain di bawah grup Kompas Gramedia, motif ekonomi yang mendorong lahirnya Parapuan membuat Parapuan harus berkompromi dengan tampilan dan menjaga netralitas dalam pilihan beritanya.

Kata Kunci: Representasi, Perempuan, Media Online, Analisis Wacana