Meredam Konflik Internal Partai Politik (Studi Komunikasi Massa DPP PPP Setelah Pergantian Kepemimpinan dari Suharso Monoarfa ke Muhamad Mardiono)
Tanggal 05 September 2022 adalah salah satu hari bersejarah bagi Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Saat itu untuk kedua kalinya, Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PPP memiliki Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Umum yang diangkat melalui mekanisme Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas). Berbeda dengan Mukernas April 2019 saat mengangkat Suharso Monoarfa menjadi Plt Ketum menggantikan Mohammad Romahurmuziy yang tanpa gejolak sedikit pun, pergantian Ketum pada Mukernas September 2022 sempat menimbulkan gejolak, karena bermula dari konflik imternal. Dalam kondisi saat itu, DPP dituntut untuk memiliki strategi yang lebih kuat, termasuk dalam hal komunikasi massa. DPP PPP sebagai sebuah organisasi politik harus memiliki kemampuan komunikasi yang bisa menampilkan ke publik bahwa partai tetap solid, memiliki strategi pemenangan yang baik dan bisa bersaing dalam Pemilu 2024. Peran komunikasi massa itu tidak dilakukan oleh Plt Ketum, namun juga oleh jajaran-jararan pengurus DPP lainnya serta perangkat komunikasi yang dimiliki organisasi seperti media sosial dan lainnya.
Kata Kunci: Massa, Media, Komunikasi Massa, Partai Persatuan Pembangunan
Kata Kunci: Massa, Media, Komunikasi Massa, Partai Persatuan Pembangunan
Islahuddin - Personal Name
219122017 - Islahuddin
Tesis PMK
Indonesia
Universitas Paramadina
2023
Jakarta
LOADING LIST...
LOADING LIST...