Advanced Search

  • SEARCHING...
  • SEARCHING...

Detail Record


XML

Melawan Kekerasan Seksual dan Pernikahan Anak (Di Bawah Umur): Studi Analisis Tentang Gerakan KUPI (Kongres Ulama Perempuan Indonesia)

Stigma masyarakat mengenai peran perempuan dalam tafsir teks keagamaan yang keliru, membuat perempuan menjadi makhluk yang menempati posisi setelah laki-laki. Berbagai bentuk kekerasan dan ketidakadilan pada kaum perempuan, seolah mendapatkan legalitas lewat agama dan budaya yang berideologi gender tersebut. Pada dataran praksisnya, hal tersebut mendapatkan instrumentasinya lewat kontruksi sosial yang dibakukan lewat nilainilai keluarga. Hadirnya isu-isu diskriminasi gender dan praktik kawin anak adalah bukti bahwa masih adanya hal-hal yang menyerang perempuan dan perlu untuk dibenahi. Salah satu gerakan yang memberikan perhatiannya terhadap isu-isu perempuan adalah Kongres Ulama Perempuan Indonesia (KUPI). KUPI merumuskan isu-isu seperti kekerasan seksual, pernikahan anak (di bawah umur) dan kerusakan alam dengan menghasilkan fatwa-fatwa terhadap isu tersebut. Penelitian ini mengulas pada dua isu dalam melawan kekerasan seksual dan pernikahan anak (di bawah umur) dengan studi analisis gerakan Kongres Ulama Perempuan Indonesia. Praktik tindak kekerasan seksual, kawin anak dan ketidakadilan pada kaum perempuan, seolah mendapatkan legalitas lewat agama dan budaya bahwa apa yang dilakukan memang berdasarkan kehendak agama sehingga perempuan secara terus-menerus hidup dalam tatanan budaya patriarki. Permasalahan-permasalahan yang akan ditimbulkan, akan memberikan dampak fisik dan psikis yang dialami oleh korban, baik korban kekerasan seksual maupun pernikahan anak (di bawah umur). Oleh karena itu, perlu adanya pencegahan dan perlindungan dari berbagai pihak. Maka, pembahasan dalam topik ini lebih sesuai bila menggunakan pendekatan psikologi dan sosio-ekonomi. KUPI hadir dan memberikan kesadaran bahwa kesetaraan gender adalah hal penting yang harus diperjuangkan. Gerakan KUPI mereinterpretasi atau mengubah tafsir dalam teks-teks keagamaan yang melegitimasi perempuan dan tafsir bias gender tersebut bukanlah satu hal yang diajarkan Islam. Islam sebagai sebuah agama seharusnya memberikan keadilan, kemaslahatan dan kedamaian di bumi. KUPI berupaya mengubah cara pandang masyarakat dan ketimpangan sosial yang dialami perempuan menjadi lebih baik dan adil sesuai dengan cita-cita Islam.

Kata Kunci: Kekerasan Seksual, Pernikahan Anak, Kongres Ulama Perempuan Indonesia/KUPI
Bahro Syifa - Personal Name
220141005 - Bahro Syifa
TESIS MIAI
Tesis PMA
Indonesia
Universitas Paramadina
2022
Jakarta
vii + 107 hlm
LOADING LIST...
LOADING LIST...