Kehidupan keseharian masyarakat Indonesia dalam bermasyarakat dan berkeluarga melekat erat dengan budaya patriarki. Budaya patriarki adalah budaya yang dibangun atas dasar hierarki dominasi dan subordinasi yang mengharuskan laki-laki dan pandangan laki-laki menjadi suatu norma. Budaya Patriarki secara turun temurun membentuk perbedaan status, perilaku, dan otoritas antara laki-laki dan perempuan di masyarakat yang kemudian menjadi hierarki gender. Ketidakadilan tersebut disebabkan oleh ideologi, struktur dan sistem budaya yang menimbulkan adanya stereotipe gender yang membedakan ruang dan peran keduanya dalam kehidupan. Implementasi dari budaya patriarki dalam masyarakat terjadi secara tidak sadar dan dimaklumi menjadi hal yang wajar. Praktik ini terlihat pada aktivitas domestik, ekonomi, politik, dan budaya. Mayoritas masyarakat Indonesia masih memiliki aktivitas menonton televisi setiap harinya. Televisi merupakan media massa yang sangat luas cakupannya. Sinetron merupakan tayangan favorit yang tayang di jam prime time televisi Indonesia. Dalam sinetron sangat kuat penggambaran budaya patriarki yang terjadi dalam hubungan rumah tangga antara suami dengan istri. Pada tayangan sinetron Suara Hati Istri penggambaran kehidupan rumah tangga dan peran perempuan di dalamnya erat kaitannya dengan ideologi Patriarki. Oleh karena itu dalam penelitian ini penulis ingin mendeskripsikan representasi budaya patriarki yang dikonstruksikan dalam tayangan sinetron Suara Hati Istri. Penelitian ini menggunakan pemaknaan tanda dalam teori Roland Barthes yaitu denotasi, konotasi dan mitos sebagai indeks analisa penelitian. Bagaimana budaya patriarki direpresentasikan melalui adegan maupun dialog oleh karakter dalam sinetron, unsur objek yang akan diteliti ialah perilaku yang menggambarkan budaya patriarki dan di representasikan dalam tayangan sinetron.

Kata Kunci : Budaya Patriarki, Representasi, Televisi, Sinetron, Semiotika Barthes