Penelitian ini berfokus pada inisiatif pembangunan infrastruktur digital Tiongkok, Digital Silk Road, di Asia Tenggara. Penulis berasumsi bahwa inisiatif DSR akan berimplikasi pada pengaruh AS di wilayah tersebut. Penelitian ini juga memberikan perspektif tentang transformasi kekuasaan di tataran isu infrastruktur digital melalui penelaahan terhadap aktivitas perdagangan dan banguan narasi yang koheren dengan isu DSR. Untuk melakukan penelitian ini, penulis menggunakan metode intersecting mix method with theoretical framework dengan pendekatan model evaluatif. Secara kuantitatif, tujuannya adalah untuk menganalisis kegiatan ekspor dan impor di kawasan. Secara kualitatif, memperoleh data leksikal dari produksi narasi DSR di ruang digital. Keduanya kemudian digunakan untuk analisis lanjutan menggunakan pendekatan network analysis untuk memperoleh relasi pengaruh dan kepentingan yang tergambar dalam stakeholder map kepentingan perdagangan dan narasi DSR. Penulis menemukan bahwa jejaring perdagangan yang terbentuk didominasi oleh Tiongkok. Di sisi lain, jejaring narasi tidak menunjukkan signifikansi AS dalam bangunan konteks infrastruktur digital di Asia Tenggara. Pada akhirnya, Penulis membangun sebuah formula untuk menemukan koherensi data perdagangan dengan data tekstual. Hasilnya, Penulis menemukan bahwa distribusi kekuasaan pada dimensi perdagangan dan isu-spesifik DSR berdampak pada perubahan rezim perdagangan dan teknologi digital dimana AS sebagai negara tradisional kekuatan besar dunia mulai menerima dampak dari kebangkitan Tiongkok dilandaskan pada model struktur kekuasan Nye.
Kata Kunci : Digital Silk Road, Infrastruktur Digital, Asia Tenggara, Distribusi Kekuasaan, Transisi Kekuasaan, Perubahan Rezim