Pasca berakhirnya perang dingin, konflik tidak hanya datang dari antarnegara, melainkan juga dari intranegara dan perbatasan negara. Taktik yang digunakan dalam peperangan berubah dengan menggunakan taktik penyerangan terhadap penduduk sipil. Kerentanan terhadap penduduk sipil meningkat, khususnya perempuan. Perempuan menjadi sasaran khusus dalam peperangan untuk melemahkan lawan, sehingga perempuan menjadi korban kekerasan seksual akibat konflik bersenjata. PBB membentuk Resolusi 1325 Dewan Keamanan PBB tahun 2000 dengan tema perempuan, perdamaian dan keamanan untuk menyoroti dampak konflik bersenjata terhadap perempuan dan partisipasi perempuan dalam membangun perdamaian. Penelitian ini membahas peran polisi perempuan India dalam misi perdamaian PBB di Liberia (United Nations Mission in Liberia) sebagai implementasi Resolusi 1325 Dewan Keamanan PBB. Penelitian ini menggunakan sudut pandang teori feminisme liberal dan empat pilar agenda WPS (Women, Peace, and Security) sebagai alat ukurnya. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan data sekunder berupa data dokumentasi. Hasil analisis penulis mendapatkan bahwa polisi perempuan India berperan dalam sektor keamanan dan pencegahan kasus SGBV (Sexual and Gender Based Violence) dan memiliki pengaruh dalam menguatkan kesetaraan gender di sektor keamanan Liberia. Mereka mampu menghilangkan stigmatisasi perempuan dalam sektor keamanan, meningkatkan partisipasi perempuan Liberia dalam LNP (Liberia National Police), dan meningkatkan respon LNP (Liberia National Police) terhadap kasus SGBV (Sexual and Gender Based Violence). Pasukan polisi perempuan India dianggap sebagai keberhasilan pasukan polisi perempuan dalam pemeliharaan perdamaian PBB.

Kata Kunci: Indian Female Police, UNSCR 1325, UNMIL, Peacekeeping Operations