DPRK ialah instansi pemerintah yang diisi oleh perwakilan rakyat. DPRK Banda Aceh mempunyai tiga puluh kursi secara keseluruhan. Anggota DPRK mempunyai tugas dan fungsi dalam penganggaran, regulasi dan pengawasan. DPRK juga mempunyai tugas yang sangat penting yaitu menjaga kebijakan pemerintah agar tepat sasaran dan bermanfaat bagi masyarakat. Selain itu, DPRK Banda Aceh harus selalu bisa menjaga kepercayaan dan mengambil hati masyarakat, salah satunya dengan membangun komunikasi dengan masyarakat secara aktif dan jujur. Agar DPRK tetap mendapatkan hati masyarakat, mereka memanfaatkan media sosial sebagai sarana komunikasi yang efektif, hal ini dikarenakan tidak membutuhkan biaya yang besar dan waktu yang lama, dengan memanfaatkan media sosial sebagai sarana komunikasi tentu masyarakat juga bisa dengan mudah menyampaikan aspirasinya. Media sosial yang sering digunakan masyarakat yaitu Facebook, Twitter, Instagram. Pada penelitian ini menggunakan teori ilmu komunikasi Harold D. Lasswell yang dijabarkan pembahasan tentang media sosial, komunikasi politik, demokrasi digital dan adopsi teknologi. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan analisis deskriptif serta kualitatif dengan teknik wawancara dan dokumentasi. Penelitian ini bertujuan untuk melihat sejauh mana anggota DPRK Banda Aceh menyampaikan atau menampung aspirasi masyarakat yang sudah memilih mereka. Metode yang digunakan yaitu memantau akun media sosial anggota DPRK dan mewawancarai DPRK Banda Aceh. Dalam penelitian ini menjelaskan bagaimana anggota DPRK Banda Aceh memanfaatkan media sosial sebagai sarana komunikasi politik. Berdasarkan hasil wawancara dan dokumentasi di media sosial, peneliti dapat menganalisa dari jawaban anggota DPRK ialah media sosial sangat membantu aktivitas sehari-hari bersama masyarakat/konstituennya dan melalui postingan media sosial anggota DPRK Banda Aceh, peneliti menganalisa pesan yang disampaikan dapat membangun konsensus, kebersamaan dan ketokohan di depan publik serta mendapatkan respon yang positif.



Kata kunci : Adopsi Teknologi, DPRK Banda Aceh, Media Sosial