Skripsi ini membahas tentang kebijakan Official Development Assistance (ODA) Jepang pada masa kepemimpinan Shinzo Abe dan pengaruhnya terhadap Indonesia. Jepang menjadi salah satu kekuatan ekonomi terbesar dunia pasca Perang Dunia. Dalam memperluas pengaruhnya, Jepang memberikan bantuan ekonomi (ODA) kepada negara-negara berkembang dan menjadi pilar penting kebijakan luar negeri Jepang. Motivasi lain ialah mengurangi sentimen buruk terhadap Jepang dan pencarian Jepang akan mitra perdagangan serta pasokan sumber daya alam. Jepang tengah mengalami stagnansi pertumbuhan ekonomi selama 20 tahun pasca gelembung ekonomi yang berakhir pada tahun 1992. Munculnya permasalahan baru dalam perekonomian Jepang seperti penuaan rata-rata usia masyarakat serta meningkatnya hutang publik Jepang yang mencapai 200% terhadap Gross Domestic Product pada tahun 2010 menghambat laju pertumbuhan ekonomi Jepang. Shinzo Abe yang dilantik pada tahun 2012 memperkenalkan kebijakan reformasi ekonomi yang dikenal sebagai “Abenomics”. Abenomics terdiri dari 3 buah anak panah kebijakan yang mencakup reformasi pada moneter, fiskal dan strategi pertumbuhan ekonomi Jepang. Abenomics tidak hanya mengubah tatanan ekonomi domestik, namun juga pada perdagangan luar negeri dan pemberian ODA Jepang. Jepang memperkenalkan kebijakan investasi infrastruktur yang mengedepankan teknologi Jepang yang dikenal sebagai “Cap Jepang”.Kebijakan “Cap Jepang” memberikan pengaruh kepada kebijakan ODA Jepang di Indonesia. Investasi Jepang di bidang infrastruktur selaras dengan percepatan pembangunan yang tengah diupayakan pemerintah Indonesia. Penyesuaian terhadap kebijakan pembangunan Indonesia juga menjadi perhatian utama pada proyek ODA Jepang di Indonesia. Hal tersebut juga membawa dampak positif bagi hubungan diplomatik
kedua negara.

Kata Kunci: Jepang, Official Development Assistance, Stagnansi Ekonomi, Abenomics, Cap Jepang, Indonesia
Daftar Pustaka: 28 Buku, 24 Jurnal, 8 Report, 46 Website