Kota yang baik adalah kota yang mempunyai sistem transportasi terbaik. Sistem transportasi yang terbaik dicirikan dengan sistem layanan angkutan umum yang prima, dengan kata lain, angkutan umum akan selalu menjadi moda utama dari sistem transportasi yang ada dan akan menjadi salah satu “wajah” kota. Transportasi kota dapat dikembangkan dengan prinsip mengatur, mengurai dan membatasi sehingga transportasi dirancang dan direncanakan berdasarkan kepada rencana pengembangan kota dan bukan berdasarkan kepada permasalahan yang muncul. Buy The Service yaitu sistem pembelian layanan oleh pemerintah kepada pihak swasta untuk mengoperasikan angkutan dan merupakan bagian dari Bus Rapid Transit. Penentuan suatu tarif mempengaruhi dan melibatkan berbagai pihak, yaitu pihak pengguna, pihak penyelenggara, dan pemerintah. Untuk rencana penerapan tarif pada penyediaan angkutan massal perkotaan dengan Skema Buy The Service di D.I. Yogyakarta maka perlu dilakukan penelitian dengan salah satu pendekatan analisis ATP dan WTP. Survei dan wawancara untuk pengumpulan data dilaksanakan pada Koridor Buy The Service pada Angkutan massal di D.I Yogyakarta terhadap 115 responden. Dari hasil analisis yang didapatkan dalam penelitan ini bahwa nilai rata – rata ATP responden lebih besar dari pada nilai WTP dimana nilai rata – rata
ATP responden adalah sebesar Rp. 4.635 sedangkan nilai WTP terhadap tarif adalah sebesar Rp. 3.573. hal tersebut menunjukan bahwa ATP > WTP hal ini menunjukan kondisi responden sebagai Choiced riders merupakan golongan masyarakat menengah ke atas, yang mempunyai kemudahan memilih menggunakan kendaraan pribadi atau angkutan umum. Untuk rekomendasi tarif yang diberikan ada pada range tarif Rp. 0 - Rp. 3.999 dengan ATP 76% dan WTP 68%.

Kata kunci: Tarif, ATP,WTP