Pandemi Covid-19 atau yang dikenal sebagai virus corona merupakan penyakit menular yang
disebabkan oleh sindrom pernafasan akut coronavirus 2 (severe acute respiratory syndrome coronavirus 2
or SARS-coV-2). Wadah ini membuat pasar tradisional menjadi sebuah klaster baru penyebaran virus
corona, data Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) menunjukkan kasus positif pada pedagang pasar
pada tanggal 7 Desember 2020 mencapai 1.762 kasus di 286 pasar, untuk mengurangi aktvitas
berkerumun perlu adanya system baru yang membantu masyarat. E-Grocery (Electronic Grocery),
merupakan model bisnis yang menerapkan teknologi informasi untuk menjalin hubungan
komunikasi dan melakukan transaksi dengan pelanggan mengenai produk,layanan dan sistem
distribusi melalui media internet (Turban dk). Data dari eConomy 2020, Melaporkan bahwa terdapat
pengguna internet baru sebanyak 40 juta , dari hal ini ada 3 layanan digital yang mengalami kenaikan 1.
Education 55%, 2.Groceries 47% dan 3. Loans 44% ( thailand malaysia singapura indonesia vietnam
filipina ). Mengutip dari CNN berdasarkan hasil riset InMobi, "Marketing in the Era of Mobile", layanan
groceries naik sebesar 43% [5.6] Hasil riset lain (Jakpat) [5] menyatakan terdapat faktor pendorong untuk
berbelanja online di tahun 2020 ini diantaranya responden menjawab sebanyak 56% karena promosi dari
konten pemasaran di sosial media, lalu sebanyak 40% untuk menghindari keramaian dari kondisi covid-
19. Dalam penelitian ini Design Thinking digunakan untuk merancang UI&UX aplikasi egrocery, metode
berisi 5 tahapan, pertama mencari data yang digunakan sebagai dasar saat merancancang produk agar
sesuai dengan desirability dari sisi pengguna dan di akhiri dengan testing untuk memvalidasi rancangan
produk yang sudah dibuat.