Suicide portrayal merupakan rincian mengenai situasi bunuh diri dari berbagai Media Massa. Penggambaran tersebut dapat berbentuk film, serial drama, serta berita mengenai bunuh diri. Dalam penelitian ini difokuskan padatayangan dalam bentuk serial televisi yakni dari serial drama dari Netflix yang berjudul 13 Reasons Why. Suicide portrayal dapat tertampil lewat sikap individu yang menyaksikan, baik berbentuk sikap negatif yaitu pro-suicide, maupun sikap positif yaitu pro-pencegahan. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan melihat adakah pengaruh yang diberikan dari suicide portrayal dari suatu media massa terhadap sikap individu terhadap bunuh diri setelah menyaksikannya. Penelitian ini dilakukan menggunakan metode eksperimen dengan desain one group pretest-posttest design, yaitu dengan memberikan pre-test dan post-test, sebagai pembanding bagaimana sikap individu sebelum menyaksikan serial drama yang mengandung suicideportrayal, dengan sesudahnya. Dalam mengukur sikap terhadap bunuh diri pada subjek penelitian, peneliti menggunakan alat ukur Attitude Towards SuicideScale (ATTS) oleh Renberg dan Jacobsson. Peneliti melakukan uji hipotesis menggunakan Wilcoxon Signed-Rank-T-test untuk melihat perbandingan sikap subjek terhadap bunuh diri sebelum dan sesudah menonton season pertama serial drama 13 Reasons Why. Hasil penelitian menunjukan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari tayangan yang mengandung suicide portrayal yaitu serial drama 13 Reasons Why terhadapsikap positif terhadap bunuh diri pada dewasa awal.

Kata kunci: suicide portrayal, 13 Reasons Why, bunuh diri, sikap terhadap bunuh diri.
Daftar Pustaka: 70, (1993-2021)