Hubungan Self-Awareness Dengan Bystander Behavior Terkait Pelecehan Seksual di Dalam Transportasi Umum di Jakarta
Pelecehan seksual merupakan tindakan negatif secara verbal maupun fisik yang dilakukan seseorang kepada korban sehingga membuat korban merasa tidak nyaman dan merasa terancam yang dapatterjadi di wilayah publik, salah satunya di transportasi umum. Masyarakat harus sadar dan paham bahwa pelecehan seksual adalah kejahatan yang harus dilaporkan dan korban dari pelecehan seksual tidak boleh diabaikan begitu saja. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui apakah terdapat hubungan Kesadaran Diridengan Bystander Behaviorterkait pelecehan seksual di dalam transportasi umum di DKI Jakarta. Kesadaran Dirimerupakan kemampuan individu untuk sadar akan dirinya, emosi yang dirasakan, dan sadar dengan hal yang ia lakukan sehingga mampu menempatkan diri di lingkungan sosial dengan tepat. Bystander Behaviormerupakan sebuah perilaku dimana seorang bystander(pengamat) memutuskan untuk tidak memberikan bantuan kepada orang yang membutuhkan pertolongandan memutuskan untuk mengabaikannya. Responden penelitian ini merupakan masyarakat yang aktif menggunakan transportasi umum di DKI Jakartadan pernah melihat pelecehan seksualyang berjumlah 56responden. Alat ukur yang digunakan untuk penelitian ini adalah Self-AwarenessQuestionnaire yang dikembangkan oleh Silver & Claret, B. Davies, Downing, T. Ziv dan Bystander Behavior yang diadaptasi oleh Cares, Banyard, Moynihan, & Warner.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara Kesadaran Diri dengan Bystander Behavior terkait pelecehan seksual di dalam transportasi umum di DKI Jakarta.
Kata kunci: Kesadaran Diri, Bystander Behavior, Pelecehan Seksual
Daftar Pustaka: 39(2002-2020)
Kata kunci: Kesadaran Diri, Bystander Behavior, Pelecehan Seksual
Daftar Pustaka: 39(2002-2020)
Kinanthi Iriningtyas Wiworo - Personal Name
116107007 - Kinanthi Iriningtyas Wiworo
Skripsi PPS
Indonesia
Universitas Paramadina
2021
Jakarta
LOADING LIST...
LOADING LIST...