Sebagai produk budaya asli bangsa Indonesia, cerita Dewa Ruci, tentu memiliki kontribusi yang besar dalam pembentukan karakter bangsa Indonesia. Sebab, lahirnya cerita Dewa Ruci, tidak terlepas dari proses dialektika budaya lokas dan budaya asing. Yang kemudian oleh pengarangnya dipadukan dan diadaptasi dengan persoalan persoalan loka. Karena itu, saat bangsa Indonesia menyadari terjadinya kemerosotan moral sebagaimana yang terjadi dewasa ini, salah satu langkah yang bijak adalah dengan menggali kembali makna filosofis pembentukan karakter yang dibangun dalam cerita Dewa Ruci. Selanjutnya agar karya tulis ini memberikan kontribusi yang lebih elaborative dengan persoalan kehidupan masyarakat bangsa Indonesia dewasa ini, penulis memanfaatkan filsafat pendidikan Thomas Lickona (1943), dan al-Ghazali (1058 1111), untuk melacak kemungkinan terjadinya anomali-anomali masyarakat dalam pendidikan karakter bangsa. Tujuan utama penelitian ini adalah diharapkan karya tulis ini dapat memberikan kontribusinya tersendiri dalam pembentukan karakter bangsa yang sesuai harapan masyarakat bangsa Indonesia. Metoda analisis yang kami gunakan adalah dengan menggunakan analisis reduktif, kritis filosofis, dan analisa reflektif. Hasil penelitian ini bisa disimpulkan bahwa pembelajaran cerita Dewa Ruci, mengandung pendidikan karakter yang kuat, dari pendekatan filsafat pendidikan Dewa Ruci, Thomas Lickona, dan al-Ghazali. Karenanya, sudah selayaknya jika cerita Dewa Ruci dapat ditindaklanjuti dalam pengembangan strategi budaya dan pendidikan nasional.

Kata Kunci: Cerita Dewasa Ruci, Pembentukan Karakter, Filsafat Pendidikan, Thomas Lickona, Al-Ghazali