Rendahnya produksi bawang merah dan penggunaan lahan di Kabupaten Bima disebabkan oleh banyak hal, salah satunya oleh karena buruknya pola komunikasi politik antar stakeholder. Penelitian ini bertujuan mendapatkan gambaran pola komunikasi politik antar stakeholder dalam kebijakan pengelolaan dana hibah bibit bawang merah di kabupaten Bima. Desain penelitian menggunakan rancangan deskriptif dan metode kualitatif dengan melibatkan sejumlah narasumber dari stakeholder untuk menjawab bagaimanakah pola komunikasi politik antar stakeholder dalam implementasi kebijakan pengelolaan dana hibah bibit bawang merah. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pola komunikasi antar stakeholder dalam pengelolaan dana hibah bawang merah Kabupaten Bima menggunakan pola komunikasi formal dan instruktif. Dalam konteks kebijakan dana hibah yang bersifat pembangunan partisipatif, pola komunikasi formal dan instruktif secara tidak langsung menunjukan terjadinya komunikasi politik yang buruk antar stakeholder. Realita di lapangan menunjukkan, pola komunikasi formal dan isntruktif yang terjadi dalam pengelolaan hibah bibit bawang merah menggunakan sejumlah saluran terbuka yang terbatas dan komunikasi bersifat tersentralisasi. Hasil penelitian ini juga menunjukkan dari pola komunikasi formal terbentuklah jaringan komunikasi Y network antara stakeholder, dimana dalam jaringan ini sentralisasi dalam implementasi kebijakan berada pada Bupati Kabupaten Bima. Penelitian ini merekomendasikan perlu adanya penggunaan model komunikasi politik dileberatif (kolektif dan kolegial) antar para stakeholder dalam mengambil kebijakan sehingga membuka peluang kepada pihak-pihak komunikator politik di luar pemerintahan yang berpotensi terlibat dalam implementasi kebijakan untuk mendukung produksi dan penggunaan lahan secara maksimal.

Kata Kunci: Komunikasi politik, pola komunikasi, jaringan komunikasi, kebijakan hibah bawang merah.