Liberalis percaya bahwa dalam sistem dunia yang anarki, sebuah negara tidak dapat dipisahkan dari konsep kerjasama, terutama negara landlock seperti Nepal yang memiliki banyak keterbatasan. Menariknya sebagai negara landlock, posisi Nepal terletak diantara dua negara besar di Asia. Di mana memberikan Nepal keistimewaan, sekaligus dilema bagi kepentingan nasionalnya. Dilema yang disebabkan oleh sensitivitas yang terjadi di antara dua tetangganya, yaitu Tiongkok dan India membuat Nepal tidak dapat memaksimalkan peluang kerjasama yang ada dan hanya dapat mendekat dengan salah satu pihak yaitu India. Seiring berjalannya waktu kerjasama yang ada pun justru dianggap mulai tidak relevan dan memberikan banyak kerugian. Hal tersebut kemudian mendorong pemerintah Nepal mencari alternatif kerjasama baru dengan merubah arahan foreign policy terdahulu. Bersamaan dengan hal tersebut, visi baru Tiongkok untuk menciptakan intergrasi ekonomi secara global yang terangkum dalam kebijakan luar negerinya membuat perubahan arahan kerjasama oleh pemerintah Nepal mendapatkan tanggapan yang positif. Dengan perubahan yang terjadi, penjabaran kasus selanjutnya akan dilakukan menggunakan konsep kerjasama liberal yang menekankan pada Mutual Cooperation dan Absulute gains, serta Containmet policy untuk menganalisis respon positif yang dilakukan Tiongkok terhadap perubahan pemerintah Nepal.

Kata Kunci: Liberalisme, Kerjasama, negara Landlocked, Kepentingan Nasional, Mutual Cooperation, Absulute gains, Foreign policy, Containmet policy.
Daftar Pustaka: 6 Buku, 11 Jurnal, 6 Dokumen/Laporan, 25 Website, 1969-2018.