Advanced Search

  • SEARCHING...
  • SEARCHING...

Detail Record


XML

Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Harga Ascorbic Acid Dunia

Pada periode 2016, ascorbic acid mengalami fenomena kenaikan harga hingga mencapai 300% yang dampaknya cukup terasa pada industri vitamin C. Fenomena ini membuat para pelaku industri vitamin C ingin mengetahui faktor-faktor apakah yang mempengaruhi harga ascorbic acid sebagai langkah strategi pembelian mereka. Saat ini, pemegang market terbesar ascorbic acid berasal dari negara Cina, yaitu hampir 95% industri di dunia. Komoditi ini bisa dikatakan bersifat monopolistik Cina dan oglipostik karena hanya ada beberapa perusahaan besar yang berperan atau menguasai pasar, sehingga penelitian ascorbic acid di Cina akan menjawab dari masalah industri ini. Beberapa penelitian yang terkait adalah Marshal (2008) mengenai masalah kartel dari industri ascorbic acid di Eropa. Penelitian tersebut juga menguatkan rentannya monopolistik dan permainan harga. Larson (2010) juga meneliti gas buang karbon yang berdampak pada industri di Cina. Kemudian Peirera (2011) yang menganalisis time series terhadap komoditi yang ada di Brazil. Sedangkan Tang (2010) meneliti mengenai faktor komoditi dan harga minyak mentah. Beberapa artikel umum lainya yaitu Xue T (2017) yang mengatakan bahwa terjadinya gagal panen komoditi jagung berdampak pada kenaikan harga ascorbic acid dan pengaruh peraturan pemerintah Cina yang menginstruksikan penghentian produksi ascorbic acid pada akhir tahun 2016 dan adanya kenaikan harga batubara. Gan (2018) melakukan penelitian mengenai kondisi perang dagang Amerika dan Cina yang berdampak pada gejolak beberapa komoditi. Untuk mengetahui keterkaitan harga ascorbic acid, terdapat delapan variabel yang akan diteliti, antara lain faktor harga komoditi (jeruk, gula, jagung), faktor energi (harga batubara, dan minyak mentah), faktor makro ekonomi (inflasi dan nilai tukar kurs USD terhadap Yuan), dan faktor lingkungan yaitu gas buang karbon di Cina. Penelitian ini menggunakan uji regresi dan selanjutnya akan dianalisis bvariat terhadap faktor variabel yang terkuat untuk menentukan time lag. Hasil uji yang didapat nantinya memperlihatkan bahwa faktor komoditi jeruk, batubara dan nilai kurs akan mempengaruhi harga ascorbic acid. Namun dengan melihat hasil regresi kurs yang sebesar 187.74%, yang berarti setiap kenaikan harga ascorbic acid 1% akan mempengaruhi 187.74%, hasil regresi batubara yang sebesar 82.68%, yang berarti setiap kenaikan 1% dari ascorbic acid akan mempengaruhi 82.68%, dan koefisien determinasi (R2) 77,38%, maka penelitian ini memiliki hasil tinggi yang sulit diterima secara ilmiah. Untuk itu, dibutuhkan analisis lanjutkan dengan mengunakan analisis time lag, namun hasilnya nanti akan menunjukan uji asumsi klasik tidak terpenuhi dan tidak dapat dilanjutkan. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa terdapat faktor kuat lainya sebagai pembentuk harga ascorbic acid, seperti faktor asumsi struktural ataupun asumsi kebiasaan/sifat sebagai pembentuk dari harga ascorbic acid, sesuai yang diutarakan oleh Douglas (1992).

Kata Kunci: ascorbic acid, harga, komoditi Cina, regresi linier
Teo Mikha Santoso - Personal Name
216112003 - Teo Mikha Santoso
Tesis PMM
Indonesia
Universitas Paramadina
2019
Jakarta
LOADING LIST...
LOADING LIST...