Buku ini mengkaji peran oposisi dalam membangun budaya politik yang kritis. kekuasaan sudah seyogyanya dikontrol supaya tidak menjadi otoritarian dan korup. kekuasaan yang tidak diimbangi dengan kontrol akan mengakibatkan sindikalisme kekuasaan yang menjurus pada konspirasi buruk menggunakan uang rakyat untuk kepentingan kelompok dan mempertahankan status quo. Namun di Indonesia, oposisi masih dianggap negatif. orang yang kritis cenderung dianggap buruk karena pekerjaannya mencari kelemahan dan kesalahan pihak lain. orang atau organisasi seperti ini sering disebut politisi yang vokal. ia dijauhi orang karena takkut kena getahnya. Karena itulah penulisnya menyuguhkan konsep oposisi kontruktif. Buku ini telah diterbitkan dalam versi yang lain dengan judul "Studi Politik Oposisi dan Demokrasi" (2011) oleh penerbit interprebook Yogyakarta