Berdandan dan proses merawat diri merupakan suatu aktivitas yang tidak hanya ekslusif dilakukan oleh wanita saja; pria juga melakukan aktivitas ini. Beberapa dari pria mempunyai kebiasaan yang melebihi pria pada umumnya yaitu kelas pria metroseksual, sebuah istilah yang merujuk pada gaya hidup pria modern di kota metropolitan. Pria-pria ini mempunyai perlengkapan dan perilaku yang berbeda dalam berdandan, merawat diri, dan mengatur aktivitas hariannya; misalnya dengan memiliki koleksi produk perawatan wajah dan tubuh, memiliki kecenderungan untuk aktif dalam media sosial, dan kegemarannya dalam menghias ruang tinggal. Fenomena ini banyak bermunculan di kota besar seperti DKI Jakarta yang mana mempunyai ukuran ruang tinggal yang kecil dan harga sewa bangunan yang tinggi. Dengan ruang tidur berdimensi kecil maka pilihan furnitur yang dapat digunakan pun menjadi lebih sedikit, diantaranya dengan memprioritaskan ranjang tidur, lemari pakaian, dan meja belajar. Sementara itu dibutuhkan keberadaan furnitur atau fasilitas berdandan yang sesuai untuk pria metroseksual untuk mengorganisir gaya hidupnya yang dapat digunakan di ruang tidur berdimensi kecil. Dengan keterbatasan ruang tersebut, oleh karenanya diperlukan sebuah metode desain produk multifungsi untuk memanfaatkan ruang tinggal dengan semaksimal mungkin. Perancangan ini melibatkan banyak interaksi dengan pria metroseksual melalui proses kuesioner, wawancara, dan observasi, hasilnya adalah gambaran hidup dan perilaku yang hanya dilakukan oleh pria metroseksual. Gambaran ini kemudian digunakan sebagai sumber karakterisasi untuk melakukan empati dalam proses bodystorming dan user experience design, yang hasilnya diterjemahkan ke dalam ide desain. Di akhir perancangan, ide desain diwujudkan dalam bentuk prototype meja rias multifungsi untuk pria metroseksual yang dapat digunakan di ruang tidur berdimensi kecil.

Kata Kunci: furnitur, multifungsi, pria metroseksual, ruang tidur kecil
Daftar Pustaka: (17 referensi) (1979 s.d 2013)